Buaya

Sakura nggak berharap kalau Sasuke betulan nyamperin dia di kantin Fakultas Kedokteran. Akibat gonjang-ganjing nya dengan Ino tempo hari lalu yang sampai saat ini belum mereda, Sakura merasa dirinya nggak boleh untuk terlihat bersama Sasuke di ruang publik.

Makanya waktu cowok itu sampai di meja yang Sakura tempati bersama beberapa teman satu departemennya, cewek itu langsung menarik tangan Sasuke untuk menjauhi kerumunan.

Sasuke sengaja membiarkan Sakura menariknya sampai terhuhyung, nggak ada penolakan waktu cewek itu membawanya ke tempat yang jauh lebih sepi.

“Okay Sakura, santai aja. I get it, you prefer a quiter place.

Sakura celingukan sambil memantau situasi. Aman.

Kemudian dia baru sadar dengan perkataan yang dilontarkan Sasuke sambil menyeringai. “I get it I get it apa maksud lo?!?”

“Ya… Mungkin lo prefer tempat yang sepi kaya gini, biar lebih enak kalo kita mau ngapa-ngapain.” jelas cowok itu santai juga sambil menyeringai.

“Argh lo tuh!” Sakura dibuat kesal dengan cara Sasuke meladeni nya, emang susah buat ngomong secara normal dengan seorang buaya. “Ngapain lo ke kantin FK?!”

“Mau ketemu lo, nggak boleh?”

“Iya, nggak boleh!”

Sakura berusaha menahan volume suaranya agar tetap rendah, tapi cewek itu sudah kepalang kesal waktu Sasuke masih memasang his smug face. “Gara-gara lo tuh, gue sama Ino jadi berantem tau nggak!”

“Kok jadi salah gue??” tentu saja Sasuke nggak terima. Meskipun sebenarnya, kasus dimana dua perempuan sampai berantem karena mereka naksir Sasuke bukan yang pertama cowok itu temukan.

“Lo udah tau Ino suka sama lo, tapi lo malah ngajak gue jalan. Gila lo!” sambung Sakura.

“Jadi cuma gue yang salah di sini?” Sasuke mengangkat sebelah alisnya, “Damn Sakura. Lo bahkan nggak nolak ajakan gue, meskipun lo bisa nolak dan posisi nya lo tau, kalo temen lo suka sama gue. You can’t blame me.

“Gue—“

Belum sempat Sakura menyelesaikan kalimatnya, Sasuke memotong dan berkata, “You don’t event hangout with other guy alone, kecuali sama si Naruto. Dan kemarin, lo mau gue ajak pergi berdua. Lo tau itu artinya apa? Itu artinya lo juga tertarik sama gue, Sakura.”

Sasuke mengeluarkan rentetan kalimat itu dengan santai, namun terdengar serius karena disampaikan dengan sepasang manik legam Sasuke yang menatap lurus ke sepasang emerald milik Sakura, sampai pada akhirnya—cewek itu mempertanyakan dirinya sendiri.

“Nggak mungkin, gue nggak tertarik sama lo.” cewek itu menggeleng pelan, suaranya sedikit bergetar, menandakan kalau Sakura nggak yakin dengan jawaban yang dia keluarkan sendiri.

Fine. Lo boleh denial sekarang. Dan soal Ino, gue nggak peduli karena perasaan dia ke gue, itu masalah dia sendiri.” Sasuke mempersempit jarak, dia menaruh tangannya di kedua bahu Sakura dan menahannya supaya cewek itu tetap berdiri menghadapnya, kemudian Sasuke membungkukan badannya sedikit sampai wajahnya berada di level ketinggian yang sama dengan wajah Sakura. “Tapi kalau lo. Gue lebih seneng kalau lo yang tertarik sama gue, bukan perempuan lain.”

Cowok itu kembali menegakkan punggungnya, satu tangan yang bertengger di bahu Sakura berpindah ke puncak kepala cewek itu, dan mengacak pelan surai merah muda yang hanya Sakura miliki.

Setelahnya, Sasuke melangkah meninggalkan Sakura sendirian.

Sakura mengerjap dan satu-satunya kalimat yang bisa dia lontarkan sambil berusaha menutupi semburat merah di kedua pipi adalah, “Dasar buaya!”