Di Puncak

Rombongan tim survey sudah selesai dengan acara makan mereka sejak duapuluh menit yang lalu, namun Shikamaru dan Ino belum juga nongol menghampiri mereka. Mereka sampai bingung sendiri harus menunggu lebih lama sampai Shikamaru dan Ino datang atau beranjak ke parkiran dan bilang ke mereka berdua kalau rombongan akan segera turun buat pulang, menghindari lalu lintas yang bakal super macet semakin sore menjelang malam.

“Ini Shikamaru sama Ino diculik apa gimana dah?? Lama bener!” celetuk Naruto yang sudah nggak sabaran.

Plak!

Sasuke menggeplak kepala bocah oren itu kemudian bilang, “Lu pikir aja apa untungnya orang buat nyulik mereka berdua.”

“Bilang di grup aja apa kalo kita mau ke parkiran? Biar Shika sama Ino nyusul langsung ke sana.” usul Chouji dengan perasaan yang nggak enak karena membuat teman-temannya menunggu.

“Iya, coba deh.” Kata Sakura sambil mengangguk.

Chouji mengetikan sebuah pesan untuk memberitahu Shikamaru kalau mereka akan menunggunya di area parkir, alih-alih di grup, Chouji ngechat Shikamaru lewat chatroom pribadi. Untungnya Shikamaru langsung membalas dan bilang kalau dia serta Ino bakal menyusul mereka di area parkir.

Sesampainya di area parkir, ternyata mereka masih dibuat menunggu lagi selama sekitar sepuluh menit. Semuanya sih menunggu dengan santai saja sambil main handphone masing-masing, namun Naruto sama sekali nggak bisa diam. Dia mondar-mandir seolah-olah dengan dia bertindak begitu, Shikamaru dan Ino bakal langsung muncul di hadapannya.

Eh tiba-tiba, Ino datang menghampiri mereka dengan langkah-langkah lebarnya dan langsung nyerobot buat membuka pintu mobil Chouji bagian depan kemudian menutupnya sambil sedikit dibanting. Tentu saja hal itu membuat Naruto, Sasuke, Sakura, Chouji, dan Kiba kaget bukan main serta nggak bisa berkutik.

Mereka semakin bingung ketika Shikamaru nongol dan menyusul nggak lama kemudian sambil meneriaki nama Ino dengan nafas nya yang memburu. “Ino! Ino! Lo jangan gini lah!”

Kentara sekali kalau Shikamaru sedang frustrasi. Chouji sampai nggak enak hati buat bertanya ke Shikamaru, “Shik? Ada masalah apa?”

Namun cowok itu cuma menggelengkan kepala, merasa belum saatnya untuk mengatakan apa yang terjadi. Maka Shikamaru mengalihkan topik, “Chouji, mana kuncinya? Ayo balik, gue yang nyetir. Katanya tadi lo ngantuk.”

Chouji menyerahkan kunci mobilnya sambil ragu-ragu. Kalau sedang nggak ngantuk sih, Chouji bersedia buat nyetir selama perjalanan pulang. Karena sepertinya Ino butuh waktu untuk nggak berada di dekat Shikamaru. Chouji mau saja sih nawarin Ino untuk pindah duduk di belakang, tapi dia sudah melihat Ino merem duluan di kursi penumpang depan, sebuah arti kalau cewek itu nggak mau diganggu.

Sakura dan Sasuke berpisah dengan mereka karena keduanya bakal stay di villa puncak untuk staycation. Setelah masuk ke dalam mobil hanya berdua dengan Sasuke, Sakura meringis dan bilang, “Sas, kita kan sering berantem ya. Tapi kayanya nggak pernah separah Ino sama Shikamaru deh? Padahal mereka nggak pernah berantem.”

“Nggak tahu. Tapi beda sih, kita mah berantem nya sambil haha hihi dan buat pemanis aja. Lah mereka? Itu kayanya kalo besok belum baikan, himpunan bakal gonjang-ganjing.” jawab Sasuke panjang.

Sakura melanjutkan dengan geleng-geleng kepala prihatin, “Kita jangan sampe berantem kaya mereka ya Sas.”

Sasuke menjemput tangan kanan Sakura dan menggenggamnya dengan tangan kiri, merematnya sedikit sebagai bentuk jaminan kalau hal itu nggak akan terjadi, “Nggak bakalan.”