Engagement Party

Hari pertunangan telah tiba, acara seperti biasa diselenggarakan di mansion utama keluarga Ackerman mengingat acara ini akan lebih private dari biasanya, acara pertunangan hanya akan didokumentasikan oleh beberapa jurnalis dari berbagai media yang telah dipilih sendiri oleh tim PR Ackerman Group.

Meskipun perayaan hanya dihadiri oleh tamu-tamu undangan yang jumlahnya tidak banyak, dekorasi venue tetap megah dan elegan berkat sentuhan tangan dan kerja keras Mikasa sendiri yang kerap turun langsung ke lapangan dalam mengorganisir segala kebutuhan hari pertunangannya.

Chandelier kristal yang menggantung di tengah langit-langit venue menjadi salah satu highlight kemewahan pesta tersebut karena indahnya sinar yang dipancarkan.

Acara inti akan berlangsung beberapa saat lagi. Mikasa dan Eren sama-sama disibukkan dengan kegiatan memberi salam kepada beberapa tamu penting yang kedua orang tua mereka undang, selain itu mereka berdua juga tampak sibuk mendokumentasikan beberapa foto dengan teman-teman mereka.

Semua yang berada di sana terlihat bersukacita, tak terkecuali Levi Ackerman yang terlihat lebih aktif dan bersemangat dari dirinya yang terbiasa diam dan senyum secukupnya. Pieck Ackerman di sisi lain terlihat cukup sibuk dalam memantau kelompok orkestra yang turut melengkapi acara pada malam itu. Rencananya, Pieck akan mempersembahkan sebuah permainan harpa untuk Mikasa dan Eren di hari pertunangan mereka.

Seperti biasa, teman-teman Eren dan Mikasa berkumpul untuk terlebih berbincang-bincang singkat. Lingkaran pertemanan keduanya selalu terlihat mencolok di banyak kesempatan. Membuat mereka yang bukan termasuk golongan selalu merasa iri.

Hampir semuanya memuji kecantikan Mikasa pada malam itu, sedangkan yang lain melempar candaan pada Eren dan bilang kalau visual lelaki itu terlihat tidak seimbang ketika berada di sebelah Mikasa.

“Cantik bener temen gue, berasa jadi ratu semalem nggak tuh?” Sasha Blouse yang dibelikan gaun hitam panjang yang ditaburi payet emasnya menyenggol lengan kanan Mikasa, pertanyaan Sasha disetujui oleh Annie Leonhart alih-alih Mikasa. Historia Reiss yang menggandeng plus one-nya malam itu ikut mengangguk, “And look at that necklace, gosh. Kalungnya cantik banget tapi bukan apa-apa kalau dibanding sama Mikasa!”

Mikasa justru menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Sasha, Annie, dan Historia yang melempar pujian kepadanya, “Ah bisa aja kalian! Thanks for coming ya guys, please enjoy the party.

“Pasti dong Sa, mana mungkin nggak. Eh, ntar after partynya jam berapa?” tanya Reiner.

Mikasa dan Eren memang sengaja mengagendakan sebuah after party untuk teman-teman mereka yang masuk ke dalam lingkaran pertemanan yang sama setelah acara formal pertunangan mereka berakhir. After Party juga terbuka untuk kakak-kakak Mikasa dan Eren beserta teman mereka, kalau berkenan.

“Yakali nggak ada. Ntar jam sebelas kita after party,” balas Eren kemudian diberi acungkan jempol oleh yang lainnya.

Ketika Sandra, asisten pribadi Mikasa menghampirinya untuk memberi informasi bahwa puncak acara akan segera dimulai, Mikasa dan Eren pamit lalu segera menuju podium utama di mana semua pasang mata akan tertuju pada mereka.

Mr. Ackerman dan Grisha Jaeger sudah menunggu keduanya di atas podium. Levi, Petra, Pieck, dan Jean terlihat duduk di kursi yang melingkari satu meja yang sama, namun kedatangan Zeke yang secara tiba-tiba secara otomatis membuat Pieck merasa canggung, ditambah dengan fakta bahwa kini dirinya duduk diantara Jean dan Zeke.

“Ngapain lo kesini?” merasa tidak suka, Levi bertanya dengan sinis kepada Zeke.

Sedangkan Zeke sendiri santai saja mengabaikan wajah senewen temannya, “Yaelah, masa gaboleh si. Di sini view ke podium itu yang paling jelas, kan gue pengen liat adek gue tuh di sana.”

Menurut Levi, alasan Zeke jelas sangat konyol. Dia jelas tahu kalau Zeke berusaha mencuri kesempatan untuk berada lebih dekat dengan Pieck padahal di samping Pieck sendiri ada Jean, suaminya.

This is a table for family. Lo gabung aja sama Hange or Erwin. Gausah ganggu.”

“Lho, aren’t we soon to be family? Ya nggak Petra?” Zeke mengangkat alisnya, menunggu jawaban Levi.

Petra yang tiba-tiba dilibatkan hanya mampu terkekeh sebab dia menemukan suaminya sangat lucu setiap kali ‘ngambek’ ketika ada Zeke di sekitarnya.

Don’t make a scene or else—

“Iya, iya, dimengerti. Liat deh Pieck, bener kan Abang kamu masih sensian dari dulu, parah banget ya?” kini Zeke mengalihkan perhatiannya untuk Pieck yang sedari tadi enggan ikut terlibat di percakapan Levi dan Zeke. Meskipun Zeke seolah sedang berusaha mengajaknya berbicara, Pieck tetap memilih diam.

Sedetik kemudian, Zeke beralih untuk menyapa Jean, “Eh ada Jean, how are you? Wah… Akhirnya saya ketemu juga nih sama yang kemarin sempat jadi trending topic haha.”

“Zeke!”

“Hahaha iya ampun, Lev. Gue diem deh.”

Jean menangkap gelagat tawa Zeke sebagai sebuah sindiran terhadap skandal perselingkuhannya, Jean secara pribadi tidak begitu mengenal kakak lelaki Eren, tapi dia tahu pasti kalau Zeke tidak begitu menyukai Jean, sama seperti yang ditunjukan Levi kepadanya sebagai suami dari adiknya.

Tapi mengingat dia telah menemukan fakta kalau Abang Eren dan Istrinya diketahui memiliki sesuatu yang disembunyikan, membuat Jean mau tidak mau tetap waspada. Jangan sampai Zeke masuk ke dalam daftar orang yang harus dia habisi di kemudian hari sebab mood Jean sudah tidak bagus sejak pagi tadi karena harus hadir di tengah-tengah acara pertunangan Mikasa—yang secara teknis masih menjadi gadis yang dia impikan sampai sekarang.

Puncak acara dibuka dengan pidato singkat Viktor Ackerman dan Grisha Jaeger, menjelaskan betapa bahagianya mereka atas acara pertunangan yang sedang berlangsung dan mengucapkan rasa terimakasih kepada para tamu undangan yang hadir, kemudian secara singkat menjelaskan visi keduanya setelah Ackerman dan Jaeger Group meresmikan rencana merger mereka.

“Eren and Mikasa, you may come to the center and deliver your speech,” ucap Viktor mempersilahkan.

Eren sudah siap menggenggam mikrofonnya dan mempersembahkan pidato singkat untuk acara pertunangannya. Dipandangnya Mikasa dengan intens, iris zamrudnya jatuh dari mata legam Mikasa ke kalung berliontinkan batu emerald yang warnanya serupa dengan iris matanya, lalu keduanya sama-sama tersenyum. Kemudian Mikasa mempersilahkan Eren untuk memulai pidatonya.

I met Mikasa Ackerman when were eight. Dulu Eren Jaeger kecil sebelum bertemu Mikasa itu cuma bocah ingusan yang suka marah-marah nggak jelas. Papa saya bilang itulah alasan kenapa nggak punya teman selain Armin Arlert. Tapi ketika saya ketemu sama Mikasa, dia langsung setuju untuk menjadi teman saya, saat itu saya jadi punya teman lain. Mikasa ini seorang teman dan partner yang membuat saya bisa melakukan hal-hal baru yang nggak bisa saya lakukan dengan Armin. Dulu kami sering bermain peran, di mana saya akan menjadi menjadi mempelai pria dan Mikasa akan menjadi mempelai wanitanya.

“Dan disinilah kami berdua, berdiri berdampingan untuk saling bertukar cincin, for real, thanks to the growing love we always planted together since we were children. Acara pertunangan ini saya dan Mikasa harapkan menjadi awal dari kisah cinta kami yang masih berlanjut, sampai di depan altar gereja, sampai kita memiliki buah hati, bahkan sampai kita menua bersama dan kemudian mati. So, please send me your blessings, everyone. Because we cannot wait to get our wedding underway after this. Thank you.

Riuh tepuk tangan menggema di seluruh penjuru ruangan, semua orang termasuk Mikasa terkejut dengan pidato singkat Eren yang sangat menyentuh. Bahkan Mikasa sukses meneteskan air matanya sambil tetap tersenyum menatap side profile Eren.

Tangan Mikasa bergetar ketika berada di genggaman Eren sebelum dia menyematkan cincin pertunangan mereka ke jari manis tangan kiri Mikasa.

Babe, your hand is shaking,” ucap Eren sambil berbisik dan terkekeh, disusul dengan Mikasa yang berdecak, “I didn’t know your public speaking is quite good,” jawab Mikasa setengah meledek.

Seusai cincin pertunangan mereka tersemat di jari manis Mikasa, tepukan tangan yang terdengar semakin meriah bahkan setelah Mikasa dan Eren turun dari podium.

Mereka berdua menuju sebuah meja tempat keluarga mereka berkumpul. Zeke menghampiri Eren dan meninju dada adiknya pelan sebagai tanda bahwa dia salut dan turut berbahagia atas pertunangannya.

“Gokil. Yang tadi itu beneran Eren Jaeger adek gue?”

“Beneran lah, keren kan gue?” Eren tersenyum bangga sambil memainkan kedua alisnya.

Levi dan Pieck beranjak untuk memeluk Mikasa, disusul ucapan selamat yang datang dari Petra dan Jean. Kemudian Eren mengajak Mikasa untuk menemui dan bergabung dengan orang tua mereka yang mejanya terpisah.

Sekarang adalah saatnya beralih ke acara selanjutnya, musik orkestra mulai mengiringi, para tamu undangan telah disajikan sampanye di masing-masing meja mereka.

Namun datangnya sekelompok petugas berseragam kepolisian bukan merupakan sesuatu yang Eren dan Mikasa ekspektasikan dan membuat seluruh perhatian tamu undangan beralih.

Mikasa tidak mengerti mengapa mereka bisa masuk menembus ketatnya penjagaan di entrance gate. Kondisi berubah menjadi tidak kondusif seketika, Eren dan Mikasa berdiri yang diikuti oleh beberapa orang disekitarnya beranjak dari tempat duduknya.

Iringan melodi klasik dari kelompok orkestra terpaksa dihentikan karena situasi yang tidak memungkinkan. Permainan Harpa yang rencananya akan dipersembahkan Pieck untuk Mikasa harus dibatalkan bahkan sebelum permainannya akan dimulai, berikut after party yang dorencanakan Eren dan Mikasa.

What’s going on here?” Eren menjadi yang pertama untuk angkat bicara. Pemimpin dari kelompok petugas kepolisian mengeluarkan selembar kertas, kemudian menyerahkannya kepada Eren.

“Eren Jaeger, you are under arrest for an illegal usage and transaction of drugs. Anda boleh tetap diam dan menghubungi pengacara untuk membantu anda selama proses investigasi. Anda harus ikut kami ke kantor polisi!” kemudian salah satu petugas menghampiri Eren dan segera memakaikan borgol ke kedua tangan Eren.

“APA-APAAN INI? Bapak nggak bisa seenaknya nangkap saya ya!”

Terdengar semua tamu undangan yang hadir di dalam venue mulai saling berbisik satu sama lain, tidak menyangka peristiwa seperti ini akan terjadi di tengah-tengah acara pertunangan Eren dan Mikasa, parahnya lagi, Eren ditangkap polisi di acara pertunangannya sendiri.

“Apa yang terjadi?! Eren!” Grisha Jaeger sama terkejutnya dengan Eren, dia hendak menahan putranya agar tidak dibawa pergi oleh petugas kepolisian, namun Zeke terlebih dahulu menahan ayahnya, “Tenang Dad! Jangan bertindak tanpa rencana.”

Mikasa hampir kehilangan keseimbangannya, melihat Eren yang memberontak di tangan petugas kepolisian membuatnya ingin menjerit. Kilatan yang berasal dari kamera jurnalis datang bertubi-tubi.

Levi dan Zeke berusaha membuat keadaan menjadi lebih kondusif dibantu oleh beberapa teman Eren dan bodyguard yang sedang bertugas. Bertholdt Hoover yang memiliki kontrol atas media memerintahkan para jurnalis untuk berhenti mengambil gambar.

Di sisi lain ketika Pieck hendak menghampiri Ayahnya, Mr. Ackerman terlihat geram di tempatnya dan pandangan tidak percayanya tertuju kepada salah satu pasang mata yang juga ikut menatapnya dengan sebuah seringai kemenangan.

Well—setelah Jean Kirstein, sudah dapat dipastikan kini giliran Eren Jaeger yang akan menjadi trending topic untuk beberapa hari kedepan.