Final Match

Shikamaru mengikat tali sepatunya sekali lagi sebelum benar-benar terjun ke lapangan tanding. Di lapangan, sudah ada Naruto, Kiba, Juugo, Neji, dan C yang sudah menunggunya siap bertanding di babak final melawan tim dosen diketuai oleh Pak Guy.

Angkatan 2019 yang lolos ke babak final pertandingan voli memang cuma tim putranya saja. Tip putri sudah kalah di babak putaran semi final setelah melawan tim putri angkatan 2018. Nggak apa-apa, namanya juga cuma buat seru-seruan.

“Guyyyyys. Kolor kalian jangan lupa talinya diiket juga, entar melorot kaya si Kiba tadi!” Ino berseru lewat mikrofon sehingga suaranya terdengar di seluruh penjuru lapangan, membuat gelak tawa dari mereka yang ada di sana lantas terdengar.

Kiba yang namanya disebut-sebut jadi tengsin sendiri. “Anjing, bisa nama gue gausah desbut ga?!??”

“Nanti tak belikan kolor yg bagus kalo kalian menang xixixixi,,,,” Pak Kakashi menimpali dari sebrang sambil mengacungkan jempol.

“Kalo kita yang menang, kita minta apa nih pak ke anak-anak?” Mas Yamato balik bertanya sambil mesem-mesem karena melihat lima mahasiswa di sebrangnya sedang ketar-ketir.

“Saya cukup minta mereka submit judul dan outline skripsi saja ke KTA he he he.” kata Pak Iruka, menunjuk para mahasiswa angkatan 2019 terutama bagi mereka yang belum setor judul skripsi seperti Naruto dan Kiba.

Bukan Pak Guy namanya kalau belum ngomporin dengan celotehan tentang semangat mudanya. “AYO ANAK-ANAK. BUKTIKAN MASA MUDA KALIAN YANG SEDANG BERMEKARAN LEWAT SKRIPSI KALIAN!!!”

Hal itu langsung mendundang berbagai seruan protes yang nggak benar-benar bentuk protes dari mahasiswa angkatan 2019 dan mahasiswa angkatan tua yang merasa relate seperti Yahiko dan kawan-kawan. “Yaaaah santai aja pak, jatah kita masih sampe semester 14.”

“Jangan bosen-bosen sama kita ya pak!”

Sedangkan dosen-dosen cuma bisa geleng-geleng kepala saja mendengarnya.

Setelah itu pertandingan dimulai.

Pak Guy memukul bola voli untuk servis sebagai tanda dimulainya pertandingan. Bola itu mengarah ke Naruto, dengan kecepatan tinggi, tapi Naruto malah menghindarinya seperti cacing kepanasan sehingga belum apa-apa tim dosen sudah mencetak skor pertama mereka.

“Woy! Lu ngapain malah ngehidar njir!” Kiba berseru sambil terheran-heran.

Naruto cuma bisa mengucapkan alibinya. “SEREM BANGET WEH PUKULAN PAK GUY. NGERI JUGA KALO KENA.”

Shikamaru merotasikan bola matanya, Neji dan Juugo geleng-geleng kepala, sedangkan C sang ketua angkatan nyengir saja.

“Yang bener ah mainnya!”

Baru setelah Naruto diberi wangsit oleh Neji, dia berubah menjadi serius dan nggak lagi haha-hihi.

“Aduh, ini medis punya salonpas ga ya? Nanti saya minta yo.” Pak Asuma bilang sambil meringis di tengah-tengah pertandingan.

Ternyata nggak cuma dosen-dosen saja yang jompo. Sepertinya semua pemain juga sudah mulai pegel-pegel, kecuali Pak Guy tentu saja.

Dari awal pertandingan sampai sekarang, kedua tim saling kejar-‪kejaran skor. Keringat mengalir di seluruh badan, baik tim 2019 maupun tim dosen. Pertandingan kali ini terasa dua kali lebih melelahkan, ditambah dengan sorak soraindari para penonton yang semakin membangkitkan adrenalin.

Ketika suara peluit terdengar sangat panjang setelah dalah satu tim berhasil mencetak score mereka, pertandingan resmi berakhir.

Kemenangan diraih oleh tim angkatan 2019 setelah banting tulang sampai terseok-seok. Namun hasilnya memuaskan juga, karena setelah sekian lama, baru kali ini mereka bisa menang lawan tim dosen putra.

“Pak Kakashi! Jangan lupa hadiah kolor barunya!”

Anak-anak angkatan 2019 lain langsung bergabung di tengah lapangan dan membentuk sebuah lingkaran sambil rangkulan. Mereka menyanyikan chant atas kemenangan yang telah diraih, ada juga yang sengaja mengangkat selang air yang sudah dinyalakan supaya selebrasi lebih meriah. Akibatnya, malam itu mereka basah-basahan sambil diselimuti kemenangan.