Gown Fitting

“Tanteeee!”

Begitu Eren dan Carla sampai di Ackerman’s Folley, Mikasa menghampiri Carla dengan riang kemudian memeluknya dengan erat, disusul dengan cipika-cipiki khas perempuan. Semenjak kematian bundanya, Mikasa begitu beruntung karena bisa memiliki sosok lain dengan figure ibu dari Carla yang menyayanginya dengan sepenuh hati. Diantara tiga Ackerman bersaudara, Carla memang cenderung paling dekat dengan Mikasa.

“Sa, akunya ga dikasih cipika cipiki juga?” tanya Eren sambil bercanda dan langsung dihadiahi kecupan di pipi kanannya oleh Mikasa.

“Yuk langsung berangkat aja, mama gak sabar lihat Mikasa pakai gaun yang udah dia rancang sendiri.”

Kemudian ketiganya segera berangkat menuju butik tempat pertemuan mereka dengan desainer lokal yang telah manjadi andalan para kalangan High Society. Gaun yang Mikasa rancang sendiri sketsanya memiliki aksen elegan dan cukup simple berwarna dusty grey kemudian ditaburi dengan payet-payet kristal yang memberi kesan mewah, cocok dengan personanya.

Setelah keluar dari fitting room yang memakan waktu lebih dari sepuluh menit, Mikasa muncul dengan gaun yang memeluk tubuh tingginya dengan sempurna itu berhasil membuat Eren tidak mengedipkan matanya. Eren memandangi keindahan yang dipancarkan oleh kekasihnya dengan seksama dan selama mungkin. Gaun off-shoulder dan rambut pendek Mikasa semakin membuat lehernya terlihat lebih jenjang.

How’s it?” tanya Mikasa sambil memutar tubuhnya, yang ternyata gaun itu memiliki potongan yang rendah di bagian punggung.

“Kita langsung pemberkatan aja yuk, Sa?” entah Eren yang melantur atau berkata serius hingga membuat Carla dan Mikasa terkekeh dengan lembut.

Carla menghampiri Mikasa dengan membawa satu kotak beludru hitam yang Mikasa sendiri tidak tahu isinya apa, kemudian Carla berucap, “You are a drop dead gorgeous, Sayang. Eren is so lucky to have you, and tante couldn’t be happier for both of you.

Eren yang berada tepat di belakang Carla hanya mampu menganggukan kepalanya dengan kedua matanya masih terkunci dengan mata Mikasa, melemparkan tatapan dengan penuh memuja kepada wanitanya.

“Ah, tante bawa ini.” ujar Carla yang sedang mengeluarkan sebuah kalung berliontin Emerald yang sama seperti kedua iris mata Eren.

“Tante...”

“Dulu tante dapet kalung ini sebelum menikah sama papanya Eren dari mendiang mama tante, karena tante nggak punya anak perempuan tapi tante punya kamu, it’s the perfect time to pass this necklace to you.” jelas Carla, Mikasa masih terdiam dan menatap betapa indahnya kalung tersebut.

“Eren, sini pasangin kalungnya ke Mikasa, nak.” perintah Carla.

Tangan Mikasa menggenggam tangan Carla ketika Eren berhasil memasangkan kalung emerald itu di leher jenjangnya, kedua mata Mikasa memandang cermin besar yang ada di depannya.

Perfect, it’s breathtakingly beautiful.” ucap Eren dengan mantap, kemudian menghadiahi kecupan di dahi Mikasa.

“Ya Tuhan... Tante Carla, I lost my words. Thank you very much.

With pleasure, sayang. I hope you will wear this necklace di hari pertunangan dan pemberkatan pernikahan kalian ya,”

“Pasti tante.”

Seolah menjadi benda keramat, kalung emerald pemberian Carla memberikan kekuatan tersendiri untuk Mikasa. Baik Mikasa dan Eren tidak sabar untuk menantikan hari-h pertunangan dan pemberkatannya kelak di kemudian hari.