Guilt and Grief.

Suasana bandara internasional Marley dan Paradis sama-sama dipenuhi banyak orang dengan sesak, baik dari petugas bandara, media, dan keluarga-keluarga penumpang yang namanya tercantum dalam daftar penumpang Pesawat ED854. Keadaan sama sekali tidak kondusif, para petugas berusaha memberi berbagai informasi yang telah mereka peroleh sejauh ini.

“Pesawat ED854 telah hilang dari radar sejak 30 menit yang lalu, mohon bersabar ya ibu… Semoga kita mendapat kabar baik,” salah satu petugas di bandara berusaha menenangkan para keluarga, meskipun sebenarnya dia sendiri pesimis akan mendapatkan kabar baik.

“Ya Tuhan! Anak saya ada di pesawat itu! Ya Tuhan.”

Suasana bandara menjadi semakin tidak kondusif ketika banyak pihak keluarga yang mulai marah dalam meminta kepastian, juga para media yang mendesak pihak bandara dan Eldian Air untuk segera memberikan statement.

“SIAPA PILOTNYA? BANGSAT! KENAPA KALIAN IJINKAN PILOT SIALAN ITU UNTUK MENERBANGKAN PESAWAT??”

“KEMBALIKAN ANAK SAYA!”

“ERWIN SMITH DAN ZEKE YEAGER HARUS PERGI KE NERAKA!”

Grisha mematung ditempat ketika mendengar suara yang meneriakkan nama putra sulungnya. Zeke adalah pilot yang menerbangkan pesawat? Informasi itu tidak diketahui olehnya. Ya Tuhan… Grisha bahkan sejenak lupa kalau putra sulungnya adalah seorang pilot dan sangat mungkin juga bagi Zeke untuk berada di dalam pesawat itu. Fakta yang ada justru lebih menyakitkan, kedua putranya, Zeke dan Eren, berada di dalam pesawat itu.

“Anak saya pasti pulang kan???”

“Bapak Ibu, yang sabar ya. Kami masih berharap akan ada keajaiban untuk Sasha.”

Sesak memenuhi hati mereka—para keluarga, teman, kekasih, kerabat kerja, dan lainnya yang berjuang sekuat tenaga untuk tetap terjaga meski malam sudah larut, menanti keajaiban. Keajaiban yang seumur hidup mereka begitu harapkan untuk datang pada Sembilan November.

🕊

Theo Magath sampai di ruangan pribadi Raja Willy Tybur, dia disambut dengan wajah sumringah dari Sang Raja, “Kerja bagus Magath! Perhatian semua orang kini sudah beralih ke kasus jatuhnya pesawatmu.”

You are no human, Your Majesty. Saya tidak tahu berapa lama masyarakat akan mengalihkan perhatian mereka, kalau sekali saja bangkai busuk anda tercium, maka tidak ada ampun dari masyarakat untuk anda. Anda harus membayar dosa kekejian anda, Yang Mulia,” kalimat Magath disampaikan dengan penuh penekanan, setelah itu dia tidak segan untuk berbalik dan keluar dari ruangan tersebut tanpa memikirkan konsekuensi bahwa tindakannya tidak sopan di depan Raja.

Persetan.

Theo Magath hanya ingin mendengar kabar secepatnya dari Erwin dan Zeke, memastikan kalau mereka berhasil keluar dari ledakan pesawat itu hidup-hidup.

🕊

Selama lebih dari 24 jam, bandara masih belum kondusif. Pihak keluarga dan media bermalam disana demi mendaptkan informasi dan kabar lainnya. Mereka semua masih dipenuhi harapan baik, namun tidak sedikit dari mereka yang sudah tidak berani menaruh harap.

Hari-hari pun telah berlalu, kemudian memasuki pekan-pekan yang baru. Masih belum ada informasi yang jelas, seandainya adapun, informasi yang dibawa tidak berujung baik. Tangisan-tangisan pihak keluarga masih memenuhi semua penjuru bandara internasional Marley dan Paradis.

Sesuai dengan yang telah Willy Tybur harapkan, pengalihan isu yang diagendakannya bisa dikatakan berjalan dengan mulus. Langkah selanjutnya adalah menjaga bangkai dengan jarak sejauh mungkin agar tidak tercium oleh pihak manapun.

Sementara negara-negara lain mengirim suplai bantuan evakuasi para korban kecelakaan pesawat, kegiatan-kegiatan besar penting seperti pekan olahraga Marley-Paradis ditunda oleh kedua negara, aktivitas demonstrasi di Marley telah dihentikan semenjak kabar hilangnya Pesawat ED854 dari radar terdengar sebagai bentuk respek terhadap para penumpang dan kelurganya, sebagian besar publik dan masyarakat internasional mengirimkan ribuan doa terbaik untuk keselamatan penumpang Pesawat ED854.