Gymnopédie

Malam menunjukan pukul sebelas ketika Levi dan Petra berada di perpustakaan mansion utama yang hanya dihuni oleh Mikasa dan Mr. Ackerman. Petra terlihat sedang terduduk di salah satu sofa ruang baca sambil menikmati sebuah alunan melodi yang dimainkan Levi di atas tuts-tuts piano megah berwarna putih yang ada di dalamnya. Sebelum bertolak menuju mansion utama dan menemui Mikasa, Petra dengan senang hati mengajukan diri untuk ikut dan menunggu suaminya dengan menghabiskan waktunya di ruang baca, “Permainan piano kamu is as beautiful as usual. That was Gymnopédie by Erik Satie, am I right?

Jemari Levi berhenti menari di atas tuts-tuts piano ketika Petra memujinya, kemudian dia beranjak dari tempat duduk dan menghampiri istrinya, “Yes, that was Gymnopédie, one of my mother’s favorite piece.

“Kalian bertiga bener-bener all rounder ya, masa bisa jago di semua bidang gitu. I mean—look at you, kamu bisa jadi musisi kaya Pieck kalau fokusnya ke sana.”

I guess the talent runs in our blood,” tanggap Levi pada pernyataan istrinya, dia mempersempit jarak dan mengecup puncak kepala Petra, “Gapapa kamu ditinggal di sini? Aku mau ngobrol sama adek-adekku sebentar.”

“Gapapa, aku bisa baca-baca dan nyantai disini. Sana, Pieck sama Mikasa pasti udah nungguin Abangnya.”

I’ll be right back, jangan banyak gerak ya.”

Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Levi untuk sampai di kamar Mikasa meskipun dengan langkahnya yang masih sedikit terpincang dan cara berjalannya yang diseret, ketika dia mengetuk pintu kamar adiknya, Levi disambut oleh Pieck dan menemukan Mikasa sedang bercermin sambil tersenyum lebar yang mengundang sebuah pertanyaan darinya, “Sejak kapan kamu demen ngaca begitu?”

“Wah Kak Levi, I think you forgot that Mikasa used to be so girly when she was ten, apalagi pas dia udah naksir Eren—diminum kak tehnya, I prepared your favorite ones,” jawab Pieck menanggapi alih-alih Mikasa yang masih terfokus pada cermin yang ada di depannya.

“Tante Carla gave me this necklace, cantik banget ya? Batu emerald nya reminds me of Eren’s eyes!

Binaran di kedua mata Mikasa tampak begitu jelas ditangkap Levi dan Pieck ketika dia pada akhirnya mengalihkan perhatiannya dari cermin dan berjalan mendekat ke kedua kakaknya dengan langkah-langkah ringannya, membuat Pieck dan Levi tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum lembut melihatnya. Mengingat semenjak kepergian ibu mereka di usia muda, Mikasa dan dua kakaknya sama-sama sempat kehilangan cahaya yang menuntun hidup mereka yang terpancar dari sosok seorang ibu. Meskipun memiliki seorang Ayah, hal itu tetap tidak cukup menghilangkan fakta bahwa mereka bertiga tidak akan pernah bisa lagi untuk mendapatkan kasih sayang seorang ibu, ditambah dengan ketika ketiga bersaudara Ackerman beranjak dewasa yang kemudian dibebani oleh segala tanggung jawab sebagai penerus-penerus kejayaan keluarga.

“Cantik, everything you wear will turn multiple times more beautiful,” puji Levi pada adik bungsunya. Dia masih ingat betul kejadian bertahun-tahun silam ketika Mikasa dan Eren yang pada saat itu masih berusia sepuluh atau dua belas tahun bermain peran dimana mereka berdua bersandiwara menjadi sepasang pengantin. Pada saat itu Levi hanya bisa geleng-geleng kepala melihat betapa konyol adiknya san Eren, namun kini gambaran pernikahan sudah sangat dekat di hadapan Mikasa.

So, what’s coming after the engagement?” tanya Levi setelah selesai menyesap teh dari cangkirnya.

The wedding, of course. Aku nggamau lihat dari sisi bisnisnya karena menurut aku itu konyol walaupun sialnya—sangat menguntungkan. Kemarin setelah announcement pertunanganku, saham perusahaan Ackerman Group semuanya naik pesat hahaha.”

Pieck mengangguk setuju dengan penjelasan Mikasa, dia sendiri tidak begitu paham mengapa salah satu faktor kesuksesan perusahaan keluarga akan ditentukan berdasarkan kehidupan pribadi orang-orang di belakangnya, bukan sekadar kinerja profesional mereka. Menjadi bagian kelompok kelas atas, jaminan privasi tidak lagi menjadi privilege mereka, “Haha ya ampun miris. Tapi kemarin when Jean’s scandal broke out, saham Ackerman’s Conservatory yang aku pegang memang sedikit turun but our team can handle it fortunately.

Geez, about that—sumpah deh kak. Eren and I caught him holding other woman’s hand in 4k,” dengan kesal, Mikasa menanggapi topik tentang Jean yang barusan diangkat oleh kakak perempuannya.

I don’t understand why father chose that kind of bastard to marry you. Dari awal Kakak udah ga suka sama dia, and see… Sampai sekarang bahkan he and I don’t engage like a family despite him being your husband,” Levi tidak selalu menyuarakan ketidaksukaannya terhadap Jean meskipun hal itu dapat terlihat jelas dari bagaimana Levi memperlakukan Jean dengan seadanya dan cenderung acuh, namun kali ini dia memilih untuk berterus terang di depan kedua adiknya.

Sedangkan Pieck hanya tersenyum dengan maklum, dia tidak berniat untuk memberikan pembelaan atas perbuatan suaminya di depan keluarganya sendiri, “It’s okay, we already clear things out kok.”

How?

“Y-ya gitu… With our own way,” seketika Pieck gugup ketika Levi bertanya bagaimana caranya dia berekonsiliasi dengan Jean, membuat Pieck teringat pada kejadian beberapa hari yang lalu ketika Pieck menemukan dirinya terbangun di pelukan suaminya dan merasakan kontak langsung antar kulit mereka tanpa perantara sehelai benang.

Menghela nafas berat, kemudian Levi kembali berbicara, “Kakak nggak punya hak untuk mengintervensi urusan rumah tangga kamu dan Mikasa nantinya, tapi tolong, jangan jadi bodoh ketika kalian berdua nggak diperlakukan secara adil. Paham?”

Melihat kedua adiknya mengangguk sebagai bentuk bahwa mereka sudah paham, Levi beranjak dari duduknya kemudian menghampiri Pieck dan Mikasa lalu memeluk mereka satu persatu sebelum memilih untuk segera pamit, “Yaudah, take care ya both of you? Kakak pamit dulu, Petra nungguin di ruang baca.”

“Loh! Kok ngga diajak kesini aja Kak Petra-nya ih??”

She said she wanted to give us some privacy. Thank you Pieck buat tehnya.”

“Sama-sama, kak. Thank you juga udah mampir dan ngobrol sama kita. Tell Kak Petra that we said hello ya!”

“Tidur sana, kakak tahu ya habis ini kalian pasti mau lanjutin sesi gosipnya,” ucap Levi penuh tekanan, namun sebelum dia benar-benar sampai di daun pintu kamar adiknya, pertanyaan Mikasa membuat Levi menghentikan langkahnya, “Kak Levi, what’s wrong with your legs? Kenapa jalannya gitu??”

Pieck yang semula tidak menyadari cara berjalan kakaknya kini ikut mengernyitkan dahinya apalagi ketika mendengar jawaban Levi yang terkesan dingin dan berusaha cepat-cepat keluar dari kamar Mikasa, berusaha menghindar untuk membahas topik tersebut lebih dalam, “Nothing’s wrong. We’ll talk about that later. Good night, sisters.

Lalu punggung Levi sepenuhnya ditelan oleh daun pintu kamar Mikasa yang menutup.

“Kak Pieck… dia—Kak Levi, kakinya nggak kenapa-napa kan?” tanya Mikasa sambil menghadap ke arah Pieck sehingga kakak perempuannya dapat menangkap gurat kekhawatiran darinya yang tidak jauh berbeda dengan miliknya sendiri, “I don’t know. Let’s hope everything is fine. Tidur yuk? Udah malem loh, Sa.

Pada akhirnya, Mikasa mengangguk dan menggiring Pieck menuju ke ranjangnya untuk tidur.