Interupsi Klasik

Agenda pemaparan laporan pertanggungjawaban dimulai kembali. Departemen SOR membuka sesi presentasi dan berhasil menyelesaikannya dengan lancar. Namun yang menjadi masalah adalah kurangnya antusias dan atensi dari para audiens musyawarah besar terhadap sesi pemaparan yang dilaksanakan setelah waktu istirahat ini.

Maklum saja, karena hari sudah malam dan pastinya energi mereka sudah banyak terkuras. Meskipun begitu, departemen SOR tetap menerima banjiran pertanyaan dan feedback terutama dari Deidara selaku kepala departemen SOR periode sebelumnya. Untung saja, Lee bisa menjawab semua pertanyaan tersebut sehingga sesi nggak berjalan dengan alot seperti sebelumnya. Begitu pula ketika departemen PDD memaparkan laporannya, Sai menerima banyak pujian dari Sasori selaku kepala departemen PDD periode sebelumnya atas inovasi-inovasinya selama setahun kebelakang ini.

Kini giliran Shikamaru dan Naruto yang akan memaparkan presentasi lapran pertanggungjawaban mereka sebagai ketua dan wakil ketua himpunan. Di jajaran tempat duduk para audiens, mereka sudah kelihatan kuyu dan mengantuk. Shikamaru nggak tahu harus bagaimana untuk membuat mereka merasa segar lagi, yang ada di pikirannya sekarang hanya menyelesaikan sesinya sesegera mungkin sehingga mereka bisa pulang tanpa kemaleman.

Namun, di tengah sesi pemaparan Shikamaru dan Naruto, terdengar sebuah suara yang menginterupsinya.

“Interupsi, presidium.”

Suara itu datang dari seorang senior berkacamata dan berambut silver—yang duduk di barisan paling belakang.

Jujur saja, Shikamaru lumayan geram. Dia nggak suka kalau ada yang memotong perkataannya apalagi dalam sesi presentasi formal seperti ini. Apalagi Shikamaru merasa nggak ada yang salah dengan cara dia memaparkan presentasi sampai harus diinterupsi seperti itu.

C akhirnya melirik ke arah Shikamaru dan mendapati ketua himpunannya yang mengangguk sebelum menerima interupsi dari senior nya itu. “Interupsi diterima. Silakan, Kak Kabuto.”

Kabuto ini senior mereka yang pernah menjabat sebagai kepala departemen akademia di periode kepengurusan Yahiko atau periode sebelumnya. Tapi selain HIMAHI, Kabuto ini juga termasuk salah satu jajaran staff BEM Universitas Konoha. Pokoknya dia ini si paling organisasi deh.

“Sori nih sebelumnya, kalian yakin mau nerusin presentasi dengan kondisi yang udah nggak kondusif gini?” Kabuto angkat bicara sambil membenarkan letak kacamatanya, “Kalian sadar gak kalo audiens udah nggak fokus? Nguap bolak-balik, sama sekali nggak menghargai yang berbicara di depan. Apalagi maba tuh! Bisa-bisa nya malah tidur!”

Teguran itu membuat mereka secara langsung melihat ke maba yang tertidur itu karena ditunjuk-tunjuk oleh Kabuto. Salah seorang maba lainnya harus sampai mengguncang tubuh temannya supaya terbangun.

Shikamaru hendak menjawab teguran tersebut namun lagi-lagi, Kabuto nggak memberikan kesempatan, malah cowok itu semakin mencecar. “Kok bisa sih, ada maba yang sampe ketiduran?? Sama sekali nggak ngehargain kahim nya, ini kahim loh yang lagi presentasi. Atau emang kahim nya nggak pantes buat dihargain??”

Mata Shikamaru langsung berkilat nyalang seketika. Apa yang barusan Kabuto bilang barusan sudah bukan lagi termasuk ke kritik yang membangun, namun sekedar kalimat yang merendahkan. Kalau sudah begini, ketahanan emosi Shikamaru artinya sedang diuji.

“Sori bang, kami terima kritik dari Anda. Tapi apa perlu anda sampai ngeluarin kalimat yang merendahkan saya seperti itu?”

Kalimat dingin Shikamaru langsung membuat rekan-rekannya jadi tegang. Terutama Naruto yang bingung harus meresponnya seperti apa dan Ino sudah menggigit bibir bawahnya, cewek cuma bisa berharap supaya Shikamaru bisa meredam emosinya.

“Lagian, lo emang kelihatan seperti kahim yang nggak patut untuk dihargai. Coba lihat tuh, rekan kadep lo lengkap gak di depan?? Rekan lo aja ga ngehargain lo, apalagi yang cuma maba!”

Mendengar itu Naruto langsung menghitung cepat jumlah rekan-rekannya karena Shikamaru masih menatap tajam ke arah Kabuto. Setelehnya, Naruto berbisik kepada Shikamaru, “Shik, Kiba nggak ada.”

Shikamaru memejamkan matanya. Dia tahu kalau Kiba memang kayak anjing, tapi Shikamaru nggak tahu kalau Kiba bisa jadi seanjing ini, di waktu yang nggak tepat pula.

Sebelum argumen semakin memanas, Yahiko sudah bangkit dari tempat duduknya, berusaha untuk menengahi sengketa yang terjadi. “Udah, ini cuma perihal klasik, gausah dibahas sampe berlarut-larut, apalagi sampe berantem dan ngehambat jalannya mubes. Kabuto, makasih buat kritiknya, gue rasa lo gaperlu sampe merendahkan orang lain. Dan kalian, adek-adek gue, tolong catet kritik untuk permasalahan yang baru aja terjadi, jangan sampe diulangi lagi. Terakhir, anak operasional, cari kadep lo sekarang dan suruh Kiba menghadap ke gue secepatnya!”

Dengan begitu, helaan nafas terdengar dari beberapa orang, mereka bersyukur karena Yahiko bisa meredam konflik yang sempat terjadi. Sedangkan Kabuto sendiri memilih untuk keluar dari forum. Dan sebelum Shikamaru dan Naruto melanjutkan sesi pemaparan mereka, sang ketua himpunan angkat bertanya kepada audiens. “Jadi ini mau dilanjut malem ini aja atau besok?”

Pertanyaan itu merupakan sebuah opsi yang harus para audiens pilih. Mayoritas audiens yang hadir memilih agar Shikamaru dan Naruto lanjut memparkan laporan mereka. Katanya sih tanggung, toh Shikamaru dan Naruto adalah yang terakhir buat malam ini. Sehingga agenda musyawarah besar besok bisa difokuskan hanya untuk sesi pemilihan dan pengambilan suara untuk ketua himpunan periode berikutnya.

“Baik, kalau begitu saya mohon perhatiannya. Terima kasih.” Kata Shikamaru sebelum melanjutkan presentasinya.

Untunh saja sesi pemaparan berjalan dengan lancar. Beberapa feedback dan pertanyaan klasik seperti apa hambatan terbesar selama keduanya bekerja sama memimpin himpunan bisa dijawab oleh Shikamaru dan Naruto dengan baik, kata keduanya sih hambatan yang paling signifikan adalah masalah loyalitas, SDM para anggota, serta branding organisasi. Selain memaparkan hambatannya, Shikamaru dan Naruto juga menambahkan beberapa possible solutions yang bisa dicatat sebagai bekal untuk kepengurusan periode selanjutnya.

Pada akhirnya, agenda musyawarah besar hari pertama resmi selesai dilaksanakan ketika pimpinan sidang mengetuk palunya tepat pada pukul sepuluh lewat limabelas malam.