Kampus — 16.00
“Anjiiing lah Sai bisa-bisanya lo lebih memprioritaskan Pak Danzo daripada quality time sama kita.” kata Naruto merajuk, nada suaranya dia sengaja buat seakan-akan terdengar seperti anak kecil.
Sore itu sudah datang di mana mereka berencana untuk nonton bioskop, berdiri di pelataran prodi Hubungan Internasional, nyatanya Naruto harus dikecewakan karena Sai batal ikut sebab harus memenuhi panggilan Pak Danzo yang membutuhkan bantuannya.
“Sumpah sori beneran ini mah.” kata Sai sambil meringis.
“Jadi sampe sini aja pertemanan kita Sai??” tanya Naruto dramatis.
Sedangkan Sasuke dan Sakura hanya bisa memutar bola mata mereka. Sakura sih masih bisa ketawa-ketiwi ya, tapi Sasuke sudah nampak salty dengan rajukan Naruto. “Biarin elah, mendingan Sai ketemu si Danzo lah, bakal dapet duit itu dia.”
“Soriiii, sori banget.” Sai menepuk pundak Naruto, seakan-akan sedang meminta pengertian dari cowok itu. “Gue duluan ya? Have fun lo bertiga!”
“Huffft yaudah lah.” Naruto mendengus setelah Sai benar-benar pamit meninggalkan mereka, dia lanjut bertanya, “Ini entar di studio 3 kan??”
Pertanyaan Naruto sontak membuat Sasuke dan Sakura mengangkat alisnya.
“Hah?? Kok studio 3? Studio 1 kali??” kata Sakura balik bertanya.
“IH!” Naruto sudah kelihatan panik, dia segera membuka booking receipt yang ada di ponselnya dan menunjukan ke Sakura, “Nih, bener kok Studio 3.”
Namun waktu Sasuke menyodorkan layar ponselnya sendiri di depan wajah Naruto yang menunjukan booking receipt tiket miliknya dan Sakura yang ternyata menunjukan tulisan Studio 1, Naruto langsung lemas.
“ANJEEEENG KAGAK LUCU INI NAMANYA GUE NONTON PENGABDI SETAN SENDIRIAN???” meskipun lemas, rupanya Naruto masih punya cukup tenaga buat bertanya sambil teriak, “Lu kok kaga ngasih tau kalo nontonnya di Studio 1, Sas!!”
“Gue ngasih tau ya!” kata Sasuke menyangkal—meskipun sebenarnya dia lupa-lupa ingat pernah menginformasikan Naruto atau belum.
“KAGAK. Kalo lo ngasih tau, gue ga bakal booking tiket di studio 3!”
“Ya lo lagian! Ngapain jauh-jauh ke Studio 3 sih?? Bukannya ngecek dulu studio 1 nya.”
Oke. Nampaknya kalau perdebatan itu nggak segera ditengahi, mereka bakalan telat berangkat ke bioskop. Maka Sakura mengambil alih, “Udah sih! Malah debat kusir, ini waktunya tinggal dikit loh.”
“Terus ini gue gimana??” tanya Naruto sambil ketar-ketir.
“Ajak yang lain aja coba, siapa tau ada yang bisa.”
Naruto yang nggak punya nyali buat nonton film horror sendirian di bioskop berpikir usulan Sakura adalah usulan yang terbaik untuk saat ini. Dia sempat mau mengajak Shikamaru karena kahim nya itu nggak takut dengan segala jenis setan apapun, apalagi cuma nonton film horror.
Tapi kemudian Sasuke bilang Shikamaru sepertinya sudah pulang karena cowok itu sudah nggak terlihat ada batang hidungnya di kampus. Jadi walaupun Naruto mengajak kahimnya itu, kemungkinan besar Shikamaru bakal menolak karena mager, apalagi kalau sudah sampai di kosan.
“Anjir Sai emang ya bener-bener. Ini gue ngajak siapa dong??”
Pertanyaan Naruto nggak mendapatkan sebuah jawaban. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru arah sambil ketar-ketir, memindai siapa tahu dia menemukan seseorang yang dia kenal untuk di ajak nonton film horror bersama di bioskop.
Keberuntungan sedang ada di pihaknya, pandangannya jatuh pada seseorang yang baru saja keluar dari ruang kantor dosen. Naruto nggak yakin apakah orang itu berani nonton film horror, tapi ya daripada sendirian, Naruto bakal tetap mencoba sampai dia mendapatkan teman nonton.
“HINATA!!” panggil Naruto sambil berteriak dan berlarian kecil buat menghampiri orang yang dimaksud bersama Sasuke dan Sakura mengekor di belakang.
“Eh iya Naruto.” Hinata menyahut, sedikit kaget karena suara cowok itu cukup menggelegar, “Ada apa ya?”
“Hinata nonton bioskop yuk!”
“H-hah?” kagetnya Hinata yang tadi belum apa-apa dengan kagetnya yang sekarang sebab ada tambahan pipinya yang merona juga debaran jantungnya yang bikin cewek itu salah.
“Iya ayok. Berani nggak nonton pengabdi setan??”
“B-berani…” kata Hinata sambil mengangguk, dia melirik ke belakang Naruto yang ternyata ada Sakura sedang mesem-mesem. “Nonton nya sama Sakura Sasuke kan, Naruto?”
“NGGAK! Kita berdua doang.”
Hinata pengen pingsan saja. Nonton berdua sama Naruto?? Untung saja cewek itu bisa menahan jeritannya, kalau nggak Hinata bisa disangka orang aneh.
Naruto melanjutkan karena Hinata kelihatan bingung, “Iya ini gue booking tiket tapi ternyata beda studio sama Sakura Sasuke. Tadinya mah berdua sama Sai, tapi dia mendadak gabisa. Yuk??”
Di belakangnya, Sakura berharap Naruto bisa sedikit bohong sehingga kesannya nggak seperti cowok itu mengajak Hinata hanya sebagai replacement. Hadeh. Kalau seperti ini terus, kapan Naruto bisa punya pacar? Di dalam hati, Sakura terkekeh geli.
“Eh yaudah Naruto. Aku ikut aja hehe.”
Pada akhirnya, Hinata menyetujui ajakan Naruto buat nonton film horror itu. Hanya berdua. Dan dua-duanya sama-sama senang. Naruto senang dia bakal punya teman nonton sehingga film nya bakal nggak berasa serem-serem amat. Sedangkan Hinata nggak peduli dengan film apa yang akan mereka tonton, dia senang bisa menghabiskan waktu selama kurang lebih dua jam hanya berdua saja.