Kantin

Untuk yang kedua kalinya dalam seumur hidup Ino, dia menghindari pertemuan dengan Shikamaru mati-matian. Semata-mata karena dia super malu dengan insiden semalam yang membuatnya harus berangkat ke kampus memakai turtle neck dan menggerai rambutnya untuk menutupi lehernya yang jadi korban kebrutalan Shikamaru semalam, padahal cuaca hari hari itu sedang gerah-gerahnya.

Untung saja dari tadi di kampus Shikamaru kelihatan super sibuk dengan Chouji beserta departemen pengabdian masyarakat buat membahas program bakti sosial yang akan mereka laksanakan, jadi Ino nggak perlu susah-susah buat menghindarinya.

Siang itu, Ino sedang makan siang ditemani Sakura sebelum masuk ke kelas selanjutnya. Namun cewek itu sepertinya sedang nggak selera buat makan, maklum saja sebab Ino masih overthinking soal insiden semalam. Sakura sampai protes melihat Ino yang cuma mengacak-ngacak pempeknya, “Kalo nggak dimakan, mending buat gue aja daripada lo acak-acak itu pempeknya!”

Ino cuma bisa nyengir, kemudian menyuapkan sesendok potongan pempek ke mulutnya. Setelah itu, bangku di sebelahnya yang semula kosong jadi terisi oleh seseorang.

“Boleh gabung gak, cantik?”

“Eh sini Sai sini!” kata Sakura dengan ramah, sedangkan Ino cuma melihat cewek itu dengan geli, “Eh jidat. Dia tuh bilang cantik maksudnya buat gue! Masa lo sih yang nyautin.”

“Lah? Ya buat siapa aja deh yang ngerasa.” balas Sai, yang mana tentunya bikin Sakura mesem-mesem karena nggak cuma Ino, cewek bersurai merah jambu itu juga merasa cantik.

“Sasuke mana, Sak?” Sai bertanya basi-basi sebelum menyendok soto nya ke mulut.

“Noh masih pesen makan bareng Naruto.”

“Ooooh.” Sai menganggukan kepalanya, kemudian dia menyenggol Ino yang ada di sebelahnya, “Cowok lo mana?”

Yang mana pertanyaan Sai barusan membuat Ino sedikit nggak nyaman. Bukan apa-apa sih, toh Sai juga nggak perlu tahu kenapanya, “Cowok gue yang mana?”

Kali ini Sakura yang menyahut, “Buset! Emang cowok lo ada berapa?”

“Maksud gue si Sebastian, yaelah.” tambah Sai.

Ino cuma mengangkat kedua bahunya dengan acuh sebagai jawaban, nggak mau melanjutkan topik tersebut. Meskipun sempat curiga dengan gelagat aneh Ino, Sai dan Sakura juga nggak meneruskan buat mengorek hal itu sih karena mereka lihat juga Ino seprtinya nggak nyaman.

Jadi yang mereka lanjutkan setelah itu adalah menghabiskan makanan mereka dan nggak lama kemudian, Sasuke yang diekori Naruto ikut bergabung ke dengan mereka sambil membawa piring berisikan makanan di tangan masing-masing.

“Sai! Lu semalem kemana dah? Gajelas banget tiba-tiba cabut!” tanya Naruto setelah cowok itu duduk.

“Ke Luminor.” Sai menjawab dengan singkat dan santai.

“Mabok ga ngajak-ngajak.” Sasuke menimpali, kemudian mendapat satu cubitan di lengannya dari Sakura.

Sai kemudian beralih ke Ino yang sepertinya nggak berniat buat gabung dengan obrolan tiga temannya, “Semalem lo hangover nggak??”

Merasa terkejut dengan pertanyaan Sai, Ino langsung menjatuhkan sendoknya sampai berdenting karena bertubrukan dengan piringnya.

“Kok lo tau??”

“Kan semalem gue ke luminor buat nyamperin lo.”

Mau nggak mau, Sakura, Sasuke, dan Naruto ikut nyimak perbincangan Sai dan Ino. Sebab setelah itu Ino jadi heboh dan tanpa alasan yang nggak Sai ketahui dan ketiga temannya ketahui, cewek itu malah ngomel-ngomel ke dia sambil menghadiahi tabokan di bahunya yang cukup bisa membuat cowok berkulit pucat itu meringis

“SUMPAH SAI LO JAHAT BANGET SAMA GUE!!!”

Sai memberi isyarat ke tiga temannya buat minta pertolongan karena siapa tahu mantan pacarnya ini bakal keterusan ngamuk, tapi nihil, Sai nggak mendapatkan pertolongan apapun. “Gue salah apaan??”

“LO—KENAPA BUKAN LO YANG NGANTERIN GUE PULANG??? KENAPA MALAH SHIKAMARU???!!!” tanya Ino meledak-ledak.

Belum sempat Sai menjawab, Ino sudah beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan mereka berempat dengan langkah kesalnya yang dihentak-hentakan. Otomatis membuat mereka berempat kebingungan, namun karena yang melakukan itu adalah Ino, rasanya nggak seperti sesuatu yang langka kalau cewek itu tiba-tiba mencak-mencak.

“Dia kenapa dah?” Sasuke bertanya ke Sakura, meskipun cowok itu super dingin, bukan berarti Sasuke ini apatis dengan keadaan di sekitarnya. Asal kalian tahu saja, dia juga bisa penasaran dengan gossip-gossip kampus yang lagi happening. Apalagi Sasuke ini Humas, dia punya banyak informan karena berinteraksi dengan banyak orang ketika mode humasnya sudah teraktivasi.

Sakura cuma menggeleng karena dia juga nggak tahu, tapi tadi waktu Ino kelihatan kesal menyebut nama Shikamaru, Sakura berasumsi kalau ada sesuatu yang terjadi diantara mereka berdua apalagi setelah membaca tweet Ino di private account nya tadi pagi. Sakura kemudian nyengir, dia merasa deja vu, sepertinya kejadian serupa di PNMHI terjadi lagi.

Di sisi lain, Ino nggak bisa berhenti buat misuh-misuh. Dia berpikir kalau saja Sai yang mengantarnya pulang, maka insiden itu nggak bakal terjadi. Sebab setelah sampai di apartemennya, Sai bakal langsung pulang, nggak stay dulu sampai larut malam di tempatnya seperti yang Shikamaru lakukan karena cowok itu punya akses 24/7 ke dalam apartemen.

Sumpah, kalau Ino punya privilege buat ketemu doraemon, dia bakal minta mesin pemutar waktu buat mengulang kembali kejadian semalam dan mencegah dirinya buat nggak mabok berat.