Meeting at The Vogue HQ
“So, we have agreed to assign Sasori and his team for the stylist, and Gaara—you’ll join as the photographer.”
“Noted, ma’am.”
“Ada tambahan?”
“Nope.”
Jalannya rapat yang dipimpin oleh Ino telah selesai dab berjalan dengan efisien. Ino memang tidak suka bertele-tele, sepak terjangnya sebagai Chief Editor of Vogue Konoha termuda selama lima tahun sudah cukup membuatnya selalu cekatan dalam melakukan perannya dalam memimpin rapat dan mengambil keputusan tertinggi.
Setelah rapat selesai, tim kolaborasi Vogue x Dior September Issue langsung beralih ke luar dari ruang rapat. Ino berjalan di samping Deidara, rekan dengan style flamboyannya yang khas itu. “Now now, ready to meet the models, darling?”
“Sure. Gue juga harus kenalan sama mereka.” perempuan itu mengangguk, kemudian nelempar sebuah pertanyaan ke asisten pribadinya yang berjalan mengikutinya di belakang, “Setelah ini models langsung camera testing dan fitting, kan? Sudah hubungi Sasori?”
“Already did, he is on the way.”
“Thank you, Shikamaru.“
Deidara langsung menggiring Ino menuju dua gadis yang dia asumsikan sebagai model pilihan lelaki itu untuk kolaborasi ini mana kala mereka sampai di sebuah studio. “Dei, itu dua model yang lo pilih?”
“Iya sayang, cantik-cantik kan?” tanya Deidara meminta validasi. Jangan salah paham tentang bagaimana cara lelaki itu memanggil Ino, Deidara memang punya kebiasaan memanggil orang-orang terdekatnya dengan endearment seperti ‘cantik’, ‘sayang’, ‘darling’, atau ‘honey’.
“Not the familiar faces I’ve known tho, tapi gue yakin deh pilihan sama pilihan lo.” jawab Ino mantap yang hanya dihadiahi sebuah kerlingan mata Deidara.
“Girls! Meet Miss Yamanaka, beliau ini bukan sembarang beliau. I suppose you guys already know her, ya kan??”
Ino tersenyum saja melihat cara Deidara memperkenalkan dirinya kepada dua model perempuan yang ada di depannya sekarang. Akan sangat tidak masuk akal kalau orang-orang yang terjun di industri ini tidak mengenal Ino.
Pandangan Ino tak ubahnya langsung tertuju untuk mengamati penampilan dua model itu dari atas sampai bawah. Dia mendapati sii rambut merah yang memandangnya penuh dengan tatapan kagum di sebelah kiri, dan si pirang yang matanya enggan jatuh di kedua mata Ino berdiri di sebelah kanan.
“Nice to meet you girls, saya Ino Yamanaka.” Ino memperkenalkan diri secara resmi dan mengulurkan tangannya untuk menjabat dua model tersebut secara bergantian.
Uluran tangan itu disambut antusias oleh si rambut merah yang bernama Sara, namun ketika Ino menjabat tangan rekan model pirang di sebelah Sara, perempuan itu bisa merasakan tangan modelnya yang berkeringat.
“It’s an honor to meet you Mrs. Uchiha, saya Shion.”
Ino mengangkat sebelah alisnya, dia menyadari kalau ada getaran di suara Shion sebab merasa terintimidasi olehnya. Wajar saja, Ino selalu dengar dari banyak orang kalau dia memang punya aura yang sangat kuat, sehingga bisa mengintimidasi siapa saja di pertemuan pertama. Namun yang membuat Ino lebih heran lagi, model ini memanggilnya dengan nama belakang Itachi. Sebab selama dia bekerja, semua orang selalu memangilnya dengan nama belakangnya sendiri—Yamanaka.
Ino tersenyum miring, mengabaikan apa yang baru saja terjadi karena bukan rahasia lagi kalau dia adalah istri dari Itachi Uchiha. Sehingga Ino tidak mau ambil pusing meskipun situasi menjadi agak canggung.
“My my, kalo udah selesai sesi kenalannya. Kita lanjut ke camera testing aja, yuk? Sambil nunggu fitting, kayanya Sasori belum dateng juga.”
Deidara mengibaskan tangannya dan langsung angkat bicara setelah menyadari kalau dia tidak buru-buru menengahi, suasana bakal lebih canggung dari yang dia harapkan akibat sesi kenalan antara Ino dan Shion yang lumayan menegangkan buat lelaki itu. Apalagi dia tahu kalau di antara Ino dan Shion, ada Itachi yang sedang mempermainkan keduanya.