Sekretariat HIMAHI — Perkara Ojek
Shikamaru seperti nggak mau melepaskan genggaman tangan nya dari Ino. Rasanya sangat berat buat mengantar cewek lain padahal dia sudah berjanji duluan untuk mengantar Ino pulang apalagi Ino sedang ditunggu oleh Papinya di apartemen karena sedang berkunjung.
“Sanaa anterin dia dulu. Udah nunggu tuh.” tunjuk Ino ke arah Tayuya dengan dagunya.
“Sebentar. Gue orderin gojek aja buat dia.” Shikamaru sudah siap untuk menyalakan ponselnya tapi Ino segera menghentikan.
“Lo tuh! Gak gentleman banget sih, inget apa kaya mamah Yoshino kalo ada orang minta tolong tuh ya ditolongin, jangan nolak!!”
Shikamaru bakal semakin lemah kalau Ino sudah bawa-bawa ucapan ibunya. Shikamaru sempat bilang ke Tayuya kalau dia akan mengantar pulang Ino terlebih dahulu, tapi Tayuya merasa keberatan karena bengkel motor tempat dimana motornya diservis sebentar lagi akan tutup lebih cepat dari jam operasional biasanya.
“Terus lo pulang sama siapa?” tanya Shikamaru.
Ino yang berada di ambang pintu sekre menengok ke belakang, masih ada beberapa temannya yang pasti mau mengantarnya pulang. Kalau nggak ya dia bakal order ojek online. “Gampang entar. Udah sana!”
“Gapapa?”
“Gapapa. Sana! Nanti main ke apart gue sama Chouji, papi juga kangen kalian berdua.”
Pada akhirnya, Shikamaru pergi juga bersama Tayuya. Cewek berambut merah itu yang dari tadi diam saja dengan mukanya yang kelihatan nggak bersahabat melempar senyum miring ke arah Ino. Tapi Ino nggak peduli dengan apa arti senyum itu. Dia langsung beralih ke teman-temannya dan bertanya, “Ada yang bisa anterin gue pulang??”
“Sama gue aja, Nces!” Naruto bangkit dari posisi rebahannya dan mencari-cari kunci motornya. Sayangnya butuh waktu lama untuk menemukan kunci tersebut. “Duh mana ya kunci motor gue??”
“Haaaah kebiasaan kalo naro barang ga pernah bener.” celetuk Sakura.
Ino sendiri diam saja di ambang pintu, keliatan sih dia agak bete. Kalau tahu bakal begini, mendingan tadi dia ikut Chouji pulang duluan.
“Inces! Gimana kalo lo balik sama dia aja?” kata Naruto sambil menunjuk ke arah belakang Ino.
Ino mengerutkan dahinya, “Dia siapa?”
“Tuh! Eh Bang! Udah kelar bimbingannya??” tanya Naruto ke orang yang berdiri di belakang Ino.
“Udah nih.” jawab orang tersebut.
Ino buru-buru membalikkan badannya, tapi karena nggak hati-hati, dia sampai menabrak orang tersebut.
“Hayoo, nabrak.”
“Eh. Kak Itachi!”