Sneaky Sneaky

Sakura nggak tahu apa yang sudah merasuki dirinya sampai dia sekarang ada di sebuah warung kopi, bersama Sasuke yang duduk di depannya sambil menggenggam ponselnya karena cowok itu sedang mabar pubg dengan entah siapa.

Sebelumnya, Sakura menjadi rekan mabar Sasuke. Tapi cewek itu memilih berhenti main game dan memesan cheesecake untuk yang kedua kalinya.

Apapun itu yang sudah merasuki Sakura, yang jelas cewek itu sedikit menyayangkan keputusannya karena lebih memilih untuk mengiyakan ajakan Sasuke. Padahal jalan aesthetic ke art exhibition dengan Sai nampaknya lebih menarik meskipun pada akhirnya dia tolak juga. Tapi bukan apa-apa, Sai is an art geek dan Sakura takut kalau dia nggak bisa mengimbangi topik pembicaraan Sai tentang seni.

“Sori, lama ya gue mainnya?” Sasuke meletakan ponselnya setelah selesai main game, kemudian menyedot menyendokan affogato ke mulutnya.

“Sans.” Sakura hanya mengangkat bahunya cuek. “Jadi gimana? Katanya lo ngajak gue nongkrong buat cerita kenapa lo putus sama pacar lo.” sambung cewek itu.

“Oh iya.”

Mungkin hal itu bisa jadi alasan bagi Sakura untuk menjustifikasi keputusannya. Sasuke sempat bilang kalau dia baru saja putus dengan pacarnya, dan dia nggak tahu harus cerita ke siapa. Karena kebetulan waktu itu Sasuke sedang chat dengan Sakura, jadi kenapa nggak dia cerita saja ke cewek itu?

Satu kekhawatiran Sakura hilang, karena dia nggak harus nongkrong dengan pacar orang. Namun Sakura masih overthinking karena merasa bersalah sudah jalan diam-diam dengan Sasuke meskipun tahu kalau sahabatnya—Ino, naksir berat ke cowok itu.

Tapi ya sudah lah, Sakura tinggal merahasiakannya dan menyuruh Sasuke untuk tutup mulut kalau mereka habis jalan berdua. Sekarang, yang menjadi fokus cewek itu adalah cerita tentang alasan kenapa Sasuke putus dengan pacarnya.

“Ya gitu lah. Itu cewek gold digger banget, minta dibeliin ini itu as if gue berkewajiban buat menuhin apa yang dia mau. Hell, we are not even married.”

Sasuke menyelesaikan ceritanya dengan raut muka yang terlihat super kesal. Hal itu lantas membuat Sakura tertawa, “Haha mampus! Mungkin ini salah satu karma karena lo playboy, jadi diporotin kan duit lo!”

“Anjir juga lo kalo ngeledek—By the way, you okay if I smoke?” tanya cowok itu waktu mengeluarkan sekotak rokok beserta lighter nya.

Sure, gue juga mau nge-vape kok.” jawab Sakura santai sambil memperlihatkan vape miliknya ke Sasuke, yang mana membuat cowok itu membulatkan matanya.

“Masa anak FK nge-vape?” cowok itu bertanya heran.

“Ya emang kenapa sih?? Dokter juga banyak yang ngerokok. Sebagian dokter itu cuma nerapin nilai-nilai baik dari apa yang mereka pelajarin ke pasien mereka, ke diri sendiri belum tentu.”

Setelah itu, Sakura sengaja meniupkan asap vape ke arah Sasuke padahal cowok itu sendiri berusaha agar asap rokoknya nggak mengenai Sakura.

By the way, Sas. Kalau lo cuma butuh temen nongkrong buat cerita, kenapa lo nggak ajak Ino aja?”

Pertanyaan Sakura membuat Sasuke menekan puntung rokoknya ke asbak, “Kenapa harus Ino dan nggak boleh lo?”

“Karena Ino suka sama lo. Kalau lo butuh cewek baru setelah putus kan gampang, dia pasti langsung mau sama lo.

“Gila. Lo ngomong gitu seakan-akan gue ini fuckboy banget.”

“Lah? Lo kan emang fuckboy!”

Ada sekelibat rasa tersinggung yang Sasuke rasakan ketika mendengar jawaban Sakura. Biasanya Sasuke nggak peduli dengan orang lain mau melihatnya bagaimana, tapi waktu Sakura dengan enteng nya bilang kalau dia ini fuckboy, hati Sasuke dibuat sedikit mencelos.

“Iya deh gue fuckboy. Tapi fuckboy-fuckboy gini, gue masih jadi dambaan cewek-cewek kampus.” kata Sasuke dengan enteng dan percaya diri, berusaha menyembunyikan harga dirinya yang tergores sedikit oleh perkataan Sakura.

“Berarti mata cewek-cewek itu yang nggak beres!”

“Parah, emang lo nggak suka sama gue Ra??”

Pertanyaan Sasuke membuat cewek itu terkesiap.

Sasuke has a reputation dan semua warga kampus tahu bagaimana cowok itu bisa pdkt dengan cewek yang berbeda dari berbagai fakultas setiap tiga bulan sekali. Paling lama, Sasuke bisa berhubungan serius selama tiga sampai enam bulan.

Tapi Sakura nggak bisa bohong, waktu dia pertama kali bertemu Sasuke di gathering kelompok ospek universitas, cewek itu memang sempat tertarik dengan Sasuke. Simply karena cowok itu tampan dan sangat attractive. Tapi setelah tahu kalau Sasuke ternyata tak ubahnya satu spesies dengan buaya di rawa-rawa, Sakura lupa kalau dia pernah naksir cowok itu.

“Gue? Suka sama lo?? Ya nggak mungkin lah!” Sakura mengibaskan tangannya di depan wajah.

Kemudian cewek itu melihat sebuh seringai yang terpatri di wajah Sasuke.

“Bukan nggak mungkin, Ra. Lo cuma belum suka sama gue. Nanti kalo udah suka, kasih tahu ya?”

Hell yeah.