Sore Bersama Bujang-Bujang
Agenda sore dengan bujang-bujang (mantan) HIMAHI minus Sasuke yang masih galau berhasil direalisasikan. Ditandai dengan berkumpulnya mereka di taman pinggir sungai Konoha yang biasa digunakan sebagai tempat rekreasi sambil mengenakan pakaian santai untuk olahraga sore.
Naruto, Chouji, dan Shikamaru yang sudah jogging sebanyak 3 putaran kemudian melanjutkan kegiatan mereka dengan jalan santai sambil ngobrol.
Di situ Naruto menembaki Shikamaru dengan sebuah pertanyaan, “Shik, ngaku anjir lo tuh Manito gue kan???“.
“Ck. Pede banget.” jawab Shikamaru sambil berdecak.
Sebenarnya memang sudah jelas sih, kalau Shikamaru adalah manito si Naruto. Tapi Shikamaru kan nggak mau ya ngaku duluan sebelum waktu yang ditentukan, biar saja Naruto gemas sendiri memaksanya untuk segera mengaku.
Shikamaru melanjutkan, “Lagian ngapain anjir lo nyuruh orang buat ngaku sekarang. Kan disuruh ngakunya pas entar staycation.”
“ARGH Gue cuma mau memastikan kalo tebakan gue bener!” jelas Naruto ngotot.
“Sabar Nar sabaaar.” Chouji menepuk pundak Naruto supaya bocah oren itu berhenti ngotot. Kemudian dia bilang sambil cengengesan, “Baru tiga puteran masa gue udah laper ya guys?”
Menurut Naruto, sepertinya lambung Chouji nggak cuma satu deh. Tapi Naruto sendiri nggak sadar kalau dia sudah bareng dengan Chouji, porsi makannya juga otomatis berlipat ganda dari biasanya.
“Itu tadi Rock Lee bawa jajan deh kayaknya.” ucap Shikamaru.
“Huuu mau!!!”
“IKUT CHO.”
Berlarilah Chouji dan Naruto menuju titik kumpul yang sudah mereka tentukan sebelum beraktivitas masing-masing, meninggalkan Shikamaru yang enggan ikut berlari.
Di titik kumpul, ada Sai yang sedang duduk anteng sambil memfokuskan diri pada sketchbooknya. Sore itu, Sai lebih memilih untuk menggambar secara conventional alih-laih digital.
Waktu Chouji hendak membuka bungkusan jajan yang berasal dari totebag yang tadi Rock Lee bawa, Sai menghentikan sejenak kegiatannya dan beralih ke temannya itu. “Chouji jajan punya lo ada di totebag yang item.”
Chouji sih nurut saja dan mengambil bungkusan yang ada di totebag hitam yang Sai maksud. Seketika dia mengernyitkan alisnya, “Lhooo ini jajan mahal. Low Calories pula tulisannya.”
“WEEEEE DARI SIAPA NIH???” Naruto bertanya heboh.
Chouji bertanya lagi, kali ini dispesifikasikan untuk Sai sebab teringat akan misi yang dia berikan buat manitonya untuk merekomendasikannya cemilan berkalori rendah, “Saaaaai. Ini dari lo?? Lo manito gue yaa??”
“Haha bukan. Itu si Lee kok yang bawa.”
Sedetik setelah Sai bilang begitu, dia baru ingat kalau tadi Rock Lee berpesan kepadanya untuk jangan memberitahukan dari siapa jajan-jajan rendah kalori itu jikalau Chouji bertanya. Sai meringis, memang sulit buat membuang kebiasaannya yang terlalu jujur dan blak-blakan di situasi yang mengharuskannya untuk berbohong sedikit. Di dalam hati, Sai bilang, “Aduh, sori banget Lee.”
Di sisi lain, jawaban Sai tadi membuat Chouji sukses cengar-cengir, karena tampaknya dia telah menemukan siapa manitonya.
Nggak lama kemudian, Shikamaru bergabung di titik kumpul. Disusul dengan Lee dan Shino yang menuntun sepeda mereka, serta ada Kiba yang berjalan beriringan dengan Akamaru.
Rock Lee langsung heboh bikin pengumuman. “GUYS! Kayaknya Shino adalah manito gue deh!!”
“Yaelaaah dibilang juga bukan Lee, jangan maksa.” balas Shino sambil mengelak.
Shikamaru yang sudah duduk di sebelah Sai menimpali karena penasaran, “Emang kenapa lo mikir gitu Lee?”
“ITU LOH. Gue kan ngajak manito sepedahan bareng, terus sore ini liat dah! Cuma Shino kan yang nongol pake sepeda!!” jelas Lee.
Para bujang lainnya yang mendengarkan juga merasa kalau itu alasan yang masuk akal. Tapi akan sangat obvious kalau ternyata betulan Shino yang menjadi manito Rock Lee.
“Hadeh, enak bener lu udah bisa nebak Lee.” Kiba angkat bicara sambil mengimplikasikan kalau dia belum menemukan siapa yang mengirimnya menfess tadi sebelum sampai di Central Park. “Gue ngajak manito jalan-jalan sore bareng Akamaru, lah tapi yang jalan bareng Akamaru sekarang kan banyak, ga satu doang.”
“HAHAHA GIMANE SI.” Naruto dan Chouji langsung tergelak.
Di tengah huru-hara tersebut, Rock Lee yang mendapati Chouji sedang mengunyah camilan bertanya, “EH BRO CHOUJI. ENAK NGGAK SNACK NYA??”
“Enak Lee!” Chouji tersenyum miring sambil mengacungkan jempolnya.
Waktu semakin berlalu ditemani obrolan-obrolan ringan yang dilontarkan oleh para bujang. Pun disertai dengan guyonan dan ejekan klasik yang biasa ditujukan untuk Naruto atau Kiba karena mereka banyak aksi, aksi aneh pula.
Mereka bilang kalau ternyata seru juga ngumpul tanpa teman-teman cewek mereka, kalo kata Shikamaru sih dia jadi lebih bisa ‘seenaknya sendiri’ tanpa ada yang ‘bossing around’. Meskipun tawa dan lengkingan suara dari teman-teman cewek mereka nggak luput mereka rindukan juga, padahal baru sebentar, tapi rasanya tetap seperti ada yang kurang.
Kiba yang sempat diroasting habis-habisan perihal dirinya yang punya gebetan lebih dari satu karena menebar jaring kemana-mana kemudian menajamkan indera penciumannya. Dia merasakan harum semerbak yang memasuki hidungnya waktu seseorang datang untuk ikut bergabung.
“Guys sori baru gabung, udah pada mau bubar yak?”
“BRO IJEN!!”
Naruto langsung menghamburkan dirinya untuk menyambut Neji sebagai oknum yang baru datang tersebut dengan sebuah pelukan dari samping tubuhnya.
“Selow Ji, masih banyak waktu. Gih sana kalo mau jogging.” itu Shikamaru yang bilang.
Kiba melangkah untuk mendekatkan diri ke Neji, lalu tangannya meraih rambut panjang cowok itu yang aromanya sempat mengusik hidungnya. “Buset! Wangi bener ini rambut lo, habis keramas pake shampoo sebotol apa gimana?? Apa habis nyalon??”
“HAHAH ANJIR TAPI IYA WANGI BANGET.”
Neji sih dengan santainya mengedikkan bahu dan cengengesan. Saking wanginya, Shikamaru sampai tanya ke Neji perihal shampo apa yang dia pakai supaya rambutnya wangi dan nggak rontok, apalagi Shikamaru ini lanangan berambut gondrong juga seperti Neji. Mereka cukup lama berdiskusi perihal shampo dan perawatan rambut, tapi nggak semua orang tergabung dalam topik betapa lembut dan wanginya rambut Neji seperti habis perawatan di salon itu sih.
“Brodi, entar kita makan dimane ini enaknya?” Naruto bertanya dan otomatis topik pembahasan berubah dari rambut Neji ke dinner plan mereka nanti malam.
“Tempat biasa pada bosen ga sih?” Tempat biasa yang Sai maksud adalah warung nasi dengan lauk serba ada dan tempat super nyaman.
“Bebas sih gue yang penting pet friendly, noh ada si Akamaru.” kata Shino menimpali.
“YOWES PIKIR AE LAGI ENTAR! GUE MAU JOGGING LAGI! BETEWE ENTAR SASUKE MAU NYUSUL JUGA. BYE!”
Dengan kembalinya Naruto ke jogging track yang diikuti oleh Neji dan Sai, Shino & Lee yang muter-muter lagi naik sepeda, serta Kiba (yang sepaket dengan Akamaru) dan Chouji yang jalan-jalan santai lagi, menjadikan Shikamaru tertinggal sendirian. Cowok itu memilih untuk merebahkan dirinya di atas rerumputan dan mengambil ponselnya, berniat untuk ngechat Ino.
Tapi notifikasi panggilan tak terjawab dan beberapa chat whatsapp dari Mamah Yoshino menunda niat Shikamaru sebelumnya untuk ngechat Ino. Dan membuat dahi Shikamaru membentuk sebuah kerutan yang dalam.