“Sorry about last time ya.”

Toneri sudah berada di depan gerbang keberangkatan karena sebentar lagi cowok itu akan melakukan check in dan segera masuk ke dalam pesawat yang sudah menunggunya. Siang itu, Hinata, Neji, dan Naruto ikut mengantar kepulangan cowok blasteran Inggris itu.

“Halaaah santai. Gue sangat mengapresiasi itu kok.” kata Naruto sambil nyengir lebar dan melanjutkan, “Justru gue yang minta maaf. Karena yaa… preferensi gue masih cewek.”

Toneri mengangguk saja, namun di dalam hati ada rasa penyesalan karena dia nggak bisa sekedar nongkrong dengan Naruto lagi dalam waktu dekat. Meskipun pada awalnya mereka berdua nggak akur dan saling mengejek, nyatanya toh mereka merasa bisa jadi teman baik kalau diberikan lebih banyak waktu dan kesempatan.

Seperti kata Hinata, Naruto itu punya daya tariknya sendiri sehingga bisa membuat banyak orang nyaman berteman dengannya.

Suara pengumuman yang menandakan kalau pesawat yang akan Toneri naiki sudah siap kini terdengar, mengimbau para penumpangnya agar segera masuk karena sebentar lagi pesawat akan lepas landas.

“Toneri, take care yaa. Kalau udah landing, kabarin kita yaa!” Hinata memberikan pelukan selamat jaln untuk temannya. Kemudian Neji menyusul dan bilang, “Salam buat Om sama Tante ya.”

I’ll note that babes. Thank you ya kalian berdua sudah nemenin I selama di Konoha. Kalian bertiga kalau mau ke England, don’t forget untuk ngabarin I ya.” balas Toneri.

“Woy, lo gak mau peluk gue juga???”

Toneri memberikan seringaian untuk Naruto setelah mendengar cowok bersurai keemasan itu membuka lengannya lebar-lebar, mengundang Toneri untuk merasakan pelukannya. Jadi lah mereka dua berpelukan seperti yang Hinata dan Neji lakukan kepada Toneri tadi.

Sebelum melepasnya, Toneri berkata dengan cukup serius dan kalimatnya itu hanya bisa didengar oleh Naruto. “Take care of Hinata, kalau sampai I tahu dia menangis karena you, I’ll kick you balls.

Naruto belum pernah melihat Toneri seserius itu, karena biasanya cowok bule itu tengil setengah mampus. Naruto jadi menelan ludahnya susah payah, tapi kemudian membalas perkataan cowok itu dengan percaya diri, “Gak bakal! Gue ini selucu badut, yang ada Hinata capek ketawa kalo sama gue.”

“Good then.”

Setelahnya, ketiga orang yang mengantar toneri melambaikan tangan sampai sosok cowok itu benar-benar nggak terlihat lagi.