Staycation Day-One
Setelah kurang lebih dua setengah jam perjalanan, rombongan akhirnya sampai di villa dan langsung dibuat terkagum dengan betapa indahnya villa milik keluarga Sasuke yang megah itu.
“Gila, jackpot ini namanya! Staycation di villa fancy, gratis pula.” celetuk Kiba antusias sambil menenteng sebuah kardus yang berisikan bahan-bahan makanan yang mereka beli kemarin.
Kemudian Tenten menimpali, “Sayang banget ih kita cuma semalem di sini. Bisa nggak sih kita staycation nya seminggu aja??”
“Eits. Kita bukan pengangguran, mana bisa staycation seminggu.” ujar Sai.
Memang benar, sejatinya mereka ini adalah mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir yang penuh tekanan, bukan pengangguran. Mau staycation dan healing selama apapun juga nggak cukup untuk mereka.
“Ya bisa aja sih seminggu, tapi bayar.” kata Sasuke santai. Dia melenggang mendahului beberapa teman-temannya untuk menemui bapak penjaga villa yang sudah stand by di pintu masuk utama bangunan tersebut.
“Apa kabar, Pak?” sapa cowok itu. “Kenalin ini temen-temen saya. Yang ini Naruto, terus ada Sakura…”
Sasuke memperkenalkan teman-temannya satu-persatu ke Bapak tersebut.
“Kabar baik nak Sasuke, wah rame ya rombongannya. Ayo pada masuk dulu!”
Rombongan dipersilahkan masuk dan mereka langsung disambut dengan interior villa moderen yang aesthetically pleasing itu dan seekor anjing keluarga Uchiha yang bernama Shiro. Kiba yang mendedikasikan dirinya sebagai budak cinta untuk para anjing, langsung heboh apalagi cowok itu sempat galau karena batal membawa Akamaru ikut staycation.
Beberapa dari mereka seperti Ino, Hinata, Tenten, Sakura, dan Naruto langsung ngacir ke berbagai sudut ruangan, ceritanya melakukan room tour ala-ala—mengecek satu persatu ruangan sambil terkagum-kagum, apalagi waktu mereka menemukan kolam renang yang super luas di halaman belakang.
“Woy! Ayo nyebur!” Naruto sudah berlari ngibrit ke ruang tamu villa yang menampakan Sai, Shikamaru, dan Sasuke sedang duduk-duduk malas.
“Bisa nggak lo anteng sebentar Nar? Capek bener gue liatnya.” balas Shikamaru yang sudah setengah rebahan.
Naruto langsung bersungut-sungut dan berkacak pinggang. “Idih! Gue gamau ya kalo kita staycation tapi malah pada rebahan doang, kalo itu mah di kontrakan juga bisa!”
“Mending lo bantuin mereka tuh yang lagi pada beresin barang-barang.”
Mereka yang Sai maksud adalah Neji, Shino, Chouji, dan Lee. Mereka sedang meletakan beberapa bahan makanan ke kulkas dan menata beberapa peralatan yang akan mereka gunakan nanti untuk barbecue party.
Shikamaru bilang lagi, “Sabar, kita punya rundown. Nanti bakal diatur sama Neji.”
“Hufft yaudah!”
Kemudian Naruto menyusul tim yang sedang beres-beres. Sasuke berseru waktu Naruto sudah hampir nggak terlihat dari pandangan, “Beer nya tolong taro kulkas dulu, Nar!”
“Iye!”
Nggak lama setelah itu, tim yang daritadi sedang room tour ikut bergabung dengan ketiga cowok yang masih duduk-duduk di ruang santai.
“Ini nanti pembagian kamarnya gimana?” tanya Ino yang langsung mendudukan diri di samping Shikamaru dan nyender ke bahu cowok itu.
Pertanyaan Ino barusan membuat Shikamaru tersadar kalau mereka nggak punya aturan pembagian kamar sebab di hari-hari sebelumnya waktu dia berdiskusi dengan Neji, mereka nggak membahas persoalan pembagian kamar.
Sakura yang baru saja membuka bungkusan snack dan menawarkan ke teman-temannya justru balik bertanya sambil menyeringai. “Emang kita bakal tidur malem ini? Hehe.”
Pertanyaan tersebut disusul oleh anggukan kepala dari Hinata yang memiliki pertanyaan yang sama dengan Sakura. Beberapa dari mereka juga berpikir bahwa hari ini akan sangat disayangkan kalau dilewati dengan tidur. Rasanya, mereka nggak mau ada waktu yang terbuang untuk tidur, maunya bareng-bareng saja karena setelah ini, mereka akan super sibuk dengan agenda masing-masing.
“Tidur lah! Kaya panitia aja nggak tidur.” celetuk Sai yang langsung direspon dengan gelak tawa dari mereka yang mendengar. “HAHAHAHAHA”
Sasuke nyomot chiki dari bungkus yang diulurkan oleh Sakura. “Kalo dipikir, jaman jadi panitia tuh gak banget dah.”
Ino mendengus dan menepuk tangannya, kemudian menunjuk Sasuke sebagai tanda kalau cewek itu setuju dengannya. “Bener!!!! Kok bisa ya mau-maunya kita sampe ga tidur!!”
“Aku lebih bingung lagi ternyata ada orang lain yang bukan panitia, dan mereka anggap kepanitiaan itu seru…” tambah Hinata.
“Yang anggep panitia bego juga banyak Hin.” timpal Kiba.
“Yah, emang gini lah nasib panitia.”
Setelah itu, tim yang barusan beres-beres bergabung di ruang santai. Neji menghampiri Shikamaru dan menepuk pundak Shikamaru, “Shik, mau dimulai sekarang aja?”
Shikamaru melirik arlojinya, sudah menunjukan pukul setengah empat sore, dan waktu yang mereka miliki nggak banyak sebelum beralih ke agenda selanjutnya. “Boleh deh.”
Kemudian, Neji beralih bertanya ke Sasuke. “Sasuke, mikrofon nya boleh dipake?”
“Pake aja, kan emang buat kita.” jawab Sasuke.
“Eh mau ngapain Ji?? Kita mau karaoke sekarang kah?” Chouji bertanya, masih dengan aktif mengunyah keripik kentangnya.
“Belomm. Ini Shikamaru mau welcoming speech.”
“Welcoming speech apaan anjir!”
Hal itu menuai protes dari Shikamaru, karena menurut dia, ngapain juga ya kan sampai ada welcoming speech hanya untuk staycation ala-ala ini.
“WIHH ayo siapin mikrofon nya! Kiba ATP, gue bantuin sini ayok!” Lee dengan antusias beranjak ke tempat di mana peralatan karaoke berada, disusul oleh Kiba yang sudah biasa menyiapkan hal-hal tersebut.
“Mic test satu dua tiga. Mantap!” ketika mikrofon sudah siap, Kiba langsung memberikannya ke Shikamaru. “Nih, mas leader Shikamaru. Waktu dan tempat dipersilahkan.”
“Berasa lagi kepanitiaan makrab inaugurasi deh.” celetuk Shino yang teringat akan agenda makrab dan inaugurasi pelantikan mereka sebagai badan pengurus harian dan kepala departeman HIMAHI.
“Tau nih! Kenapa jadi formal gini kesannya.” protes yang Shikamaru layangkan justru membuat teman-temannya semakin terkekeh dengan keras.
“Udah buruan Shik! Ini lo gak paham apa kalo kita lagi kangen Kahim Shikamaru!!” ucap Naruto menggebu-gebu.
“Yuhuuu ayo maju pak kaaahiiim.”
“Keburu waktunya habis cepetaaaaan!!”
Dan Shikamaru cuma bisa menghela nafas, “Hadeh.”
Pada akhirnya, cowok itu pasrah saja dan mengangkat mikrofonnya, sebisa mungkin dia akan menghindari cuap-cuap basa-basi yang kelewat basi supaya suasana nggak berubah jadi formal. “Hai semuanya. Met dateng di villa nya Sasuke.”
Sekarang, semua atensi sudah tertuju kepada mantan ketua himpunan mereka dan kalo kata Naruto sih, Shikamaru akan terus tetap menjadi leader mereka tercinta. “HAAAAAI SHIKAMARUUUUU!!!”
“Hadeh, ini kalian rese bener ya nyuruh gue buat bikin welcoming speech...” Shikamaru merasa cringe sendiri, namun mau tidak mau dia harus tetap melanjutkan speech nya, “Tapi makasih banyak udah luangin waktu kalian buat kumpul bareng, full team. Karena mungkin kedepannya bakal susah buat kumpul full team kaya gini lagi.”
“Ih sedih!”
“Jadi gue harap kita semua bisa enjoy dan seneng-seneng sampe bego di sini. Karena Neji udah nyusun agenda yang asik, salah satunya main voli di kolam renang seperti yang kalian inginkan. Kebetulan habis ini, kita bakal langsung caw ke pool. Bener ga Jen?”
Shikamaru melirik Neji untuk memastikan, kemudian dihadiahi acungan jempol oleh Neji sendiri.
“Yaudah si cukup sekian dari gue—oh iya, sebelum nyemplung ke kolam, jangan lupa pemanasan dulu. Oke?”
Akhir kata dari Shikamaru mendapatkan sahutan dari teman-temannya, “OKEEEEE.”
Bergegas lah mereka ke kamar (cewek dan cowok dipisah tentu saja) untuk berganti pakaian yang lebih santai dan reapply sunscreen biar nggak gosong karena meskipun sudah sore, panas matahari masih menyengat.
“Girls, ini kalian nggak pake warna terang kan??” Ino bertanya sambil menurunkan celana jeans nya dari pinggang.
Tenten yang sedang membuka hoodienya menjawab, “Hmm, gue warna terang sih. Tapi aman lah, gak bakalan nyeplak beha gue!”
“Kalian ngerasa ga si kalo tete kalian kerasa jadi lebih berat kalo di air??” dengan polosnya, tiba-tiba Sakura bertanya begitu.
Ino dan Tenten langsung ngakak, sedangkan Hinata mukanya jadi merah seketika
“Berat gimana Sak?? Tete lo kan kecil HAHAH.” Ino memang suka sekali menggoda ukuran dada Sakura, tapi no offense kok, hal-hal seperti itu sudah menjadi inside jokes mereka berdua.
“Pfft iya deh yang tetenya gede!”
“Tapi bener kata Sakura… Eh bukan berat sih, tapi malah jadi ngambang gitu…”
Ketiga cewek yang ada di kamar itu langsung menoleh heran ke Hinata, karena cewek itu biasanya sangat jarang ikut membahas persoalan seperti itu.
“Ngambang gimana, Nat…?”
“Aaa ya gitu deh!” Hinata malu dan langsung menutupi mukanya dengan cardigan yang tadi cewek itu pakai, membuat tiga cewek lainnya terkekeh.
Lalu dari luar ruangan, terdengar sebuah teriakan yang dari siapa lagi kalau bukan Naruto. “WEHHHHH GUE MINJEM KOLOR DONG!! TERNYATA KETINGGALAN.”
Hadeh.
Mereka tau, sebelum benar-benar nyemplung ke kolam renang, pasti mereka harus melewati berbagai kegaduhan. Tapi nggak apa-apa, justru itu yang bikin staycation ini nggak akan terlupakan.