Studio 3 — 17.10

Hinata memberanikan diri buat menepuk bahu sebelah kiri Naruto, ternyata sentuhan tiba-tiba darimya membuat cowok itu langsung tersentak kaget. Meskipun ruangan bioskop super gelap, menurut Hinata, Naruto terlihat menggemaskan. Hehe.

“Naruto, kamu gapapa?” tanya Hinata sambil berbisik, sebisa mungkin untuk nggak mengganggu penonton bioskop lain.

Naruto menggelengkan kepalanya, namun terlihat sangat jelas kalau cowok itu masih duduk dengan tegang, “Gapapa!”

Hal itu membuat Hinata terkekeh, karena dia bisa melihat kalau Naruto takut nonton film horror ini, “Naruto takut ya?”

“Jujur…..” cowok itu menjeda kalimatnya, kemudian melanjutkan dengan nada bicara seperti cowok itu bisa mewek kapan saja, “Jujur iya takut banget huhu.”

Hinata sendiri menikmati jalannya film tersebut, dia takut juga sih, tapi nggak sampai tegang seperti Naruto yang ada di sebelahnya. “Naruto kalo takut teriak aja gapapa, jangan ditahan gitu. Biar lega. Hehe.”

“Gapapa nih kalo gue teriak??”

Padahal sebenarnya kalau yang di sebelahnya sekarang adalah Sai, Naruto nggak bakal sungkan buat teriak setiap kali ada jumpscare atau meringkukkan badannya dan menyembunyikan kepalanya di pundak Sai.

Namun berhubung Naruto sedang nonton bersama Hinata, entah dapat dorongan dari mana, dia berusaha buat tetap menjaga image nya. Dia berusaha harus kelihatan seperti cowok cool, apalagi ketika melihat Hinata kalem-kalem saja, palingan cewek itu teriak tapi teriakannya sangat anggun, nggak seperti reog kaya Naruto waktu ketakutan.

Tapi rasanya nggak ada salahnya buat mengikuti saran Hinata. Setelah itu sepanjang durasi film horror yang tersisa, Naruto bakal teriak setiap 2 menit sekali, membuat Hinata ikutan kaget.

“Duh Hinata, maap ya gue prik banget.” bisik Naruto.

Hinata mengangguk maklum, “Santai Naruto. Nggak apa-apa kok.”

“HINATAA HINATAA ITU APAAN HINATA.”

“YA ALLAH CAPE BANGET.”

“YA ALLAH MBAK TARI—INNALILLAHI.”

“ANJIR ANJIR ITU IBU?? HINATA ITU IBU???”

Begitu saja sampai film selesai diputar. Keluar dari studio, Naruto merasa tenggorokannya serak. Sedangkan Hinata jadi kepikiran sedikit, dia mau senang melihat Naruto yang menurutnya lucu waktu ketakutan, eh tapi setelah dipikir-pikir kok dia jadi merasa kasihan juga ya. Haha.