Sushi Tei — 18.25
“Sasuke, kamu ngapain sih nunduk-nunduk gitu??” tanya Sakura yang kebingungan pasalnya Sasuke sedang sibuk menundukkan kepalanya seolah-olah sedang bersembunyi.
Keduanya kini berada di sebuah restaurant sushi yang ada di mall tersebut setelah selesai nonton bioskop, buat mengisi perut yang keroncongab. Harusnya mereka nggak cuma berdua sih, nanti Naruto dan Hinata akan bergabung setelah mereka selesai beribadah sholat Maghrib.
Sasuke sempat merasa terkejut waktu pandangannya menangkap dua orang yang masuk ke restoran tersebut karena heran sendiri, “Ra, coba kamu nengok ke belakang. Tapi jangan sampe ketahuan.”
Tanpa disuruh dua kali, Sakura nengok ke belakang seperti apa yang pacarnya instruksikan, cewek itu lantas membulatkan matanya dan menyeletuk, “Anjir!”
“Kan? Anjir.”
“Itu Kak Itachi bukan sih?? Dia ngapain berdua doang sama Ino??”
Sasuke mengangkat bahunya, nggak menemukan clue buat menjawab pertanyaan Sakura. Dia merasa Kakak nya nggak sedekat itu dengan Ino sampai keciduk lagi makan bareng di sushi tei seperti sekarang. Berdua pula.
Nampaknya, pikiran Sasuke dan Sakura semakin liar dan membuat keduanya semangat buat mengorek hal yang bakal heboh kalau dijadikan gossip itu.
“Sas, bukannya Kak Itachi tuh sama Kak Izumi ya??” tanya Sakura sambil nyemilin tanuki karena main course mereka belum datang.
“Setau aku mereka belum jadian,” katanya, “Tapi Izumi udah lama gapernah main ke rumah kata mami. Gagal jadian kali.” lanjut Sasuke santai.
“Tapi kita gak salah liat kan?? Itu beneran Kak Itachi sama Ino?”
“Harusnya sih bener.” Sasuke menyalakan ponselnya, “Chat Abang ah.”
“Chat Ino juga, Sas!!”
Sasuke akan mencoba mengorek informasi dari kakaknya sendiri apakah Itachi bakal jujur kalau dia betulan sedang berdua saja sama Ino, atau malah menyembunyikan fakta tersebut.
Memang nih, Sasuke dan Sakura bakal jadi kompak banget kalau sudah berurusan ngegossip bareng. Beberapa menit kemudian setelah Itachi dan Ino membalas pesan Sasuke, keduanya bisa menyimpulkan kalau ada sesuatu yang cukup mencurigakan.
“Hmm. Jawaban mereka sus banget ga sih?? Kaya nutup-nutupin banget lagi jalan berdua.”
“Bener haha.”
“Haduuuuuh. Jadi keinget Shikamaru.”
“Kasian ya Pak Kahim.”
Sakura mengangguk pertanda setuju. Sebagai penumpang kapal Pak Kahim dan Ibu Sekretaris HIMAHI, dia gemas sendiri dengan tingkah laku Ino yang dengan gampangnya jalan sama banyak cowok sedangkan di sisi lain, ada Shikamaru yang ngenes sendirian.
Meskipun begitu, Sakura nggak punya hak untuk mengintervensi atau menggurui Ino supaya cewek itu bisa membuka matanya kalau selama ini Shikamaru menunggunya. Apalagi Ino cenderung kurang terbuka dengan Sakura tentang persoalan ini. Jadi ya, Sakura cuma bisa menunggu hari di mana Ino akan meminta bantuannya, dan Sakura akan dengan senang hati ada untuk teman baiknya itu—sama halnya seperti Ino yang selalu ada buatnya dari jaman dia dan Sasuke masih backstreet sampai sekarang.