Take You Home
Kalau saja Sasuke membalas pesannya, sekarang Naruto nggak mungkin berada di depan apartemen cowok itu sambil menekan bel secara membabibuta. Naruto diserang overthinking akibat asumsinya sendiri mengenai alasan Sasuke yang tiba-tiba mepet ke Sakura, sehingga prioritas utama Naruto sekarang adalah mengeluarkan cewek itu dari dalam sana.
Naruto hendak menerobos masuk waktu pintu apartemen terbuka, menampakan Sasuke yang betelanjang dada. Namun, Sasuke bisa menahan Naruto supaya tetap berada di ambang pintu.
“Lo emang nggak punya manner atau gimana? Seenaknya nyelonong masuk.”
“Sakura mana?!”
Pertanyaan Naruto nggak membuahkan jawaban, malahan dia mendapatkan poker face dari Sasuke. Sehingga cowok itu harus mengulang pertanyaannya, kali ini sambil lebih ngotot. “Sakura mana, anjing??”
“Asleep.”
Kali ini dia mendapat jawaban, namun jawaban itu minumbulkan debuman keras di dada Naruto. Melihat penampakan Sasuke yang setengah telanjang dan cuma pakai boxer, pikiran cowok itu jadi kemana-mana. Mukanya langsung memerah karena amarah.
“Brengsek ya lo!” Naruto siap melayangkan pukulannya ke arah lawan bicara, namun Sasuke langsung bisa menangkisnya.
“Dia cuma ketiduran, bangsat. Nggak usah mikir aneh-aneh lo.”
Sasuke jelas nggak terima dituduh habis melakukan yang enggak-enggak ke Sakura. Padahal nyatanya setelah selesai makan dan minum obat, cowok itu berkeringat dan panasnya langsung turun. Jadinya dia ganti baju karena kaosnya sudah basah, tapi belum sempat Sasuke pakai baju, apartemennya sudah dibombardir duluan sama Naruto.
Kebetulan, waktu itu Sakura udah ketiduran setelah membuka laptopnya buat nyicil belajar selama kurang lebih dua puluh menit. Cewek itu jelas kecapean. Makanya, Sasuke buru-buru membuka pintu apartemennya meskipun belum pakai baju, dia nggak mau Sakura terbangun karena suara bel yang berisik.
“I’ll take her home.” pungkas Naruto sambil berjalan ke arah ruangan di mana Sakura berada, kali ini tanpa Sasuke yang menahannya.
Waktu Sakura sudah berada di jarak pandang Naruto, cowok itu malah mematung. Biasanya kalau ketiduran begini, Naruto bakal langsung menggendongnya untuk dibawa ke mobil. Di sampingnya, ada Sasuke yang sekarang sudah pakai kaosnya entah sejak kapan ikutan nggak melakukan suatu pergerakan apapun.
Both Naruto and Sasuke stare at how peaceful Sakura is in her sleep.
Beda sekali ketika cewek itu dalam keadaan terbangun, Sakura bisa jadi segalak macan.
Keduanya sama-sama seperti merasa disihir oleh cewek itu. Sudut bibir Naruto terangkat secara singkat, meskipun di dalam hati, cowok itu nggak suka kalau Sasuke merasakan hal yang sama dengan dirinya.
Sambil bergerak buat beresin barang-barang Sakura. Naruto bilang, “Meskipun gue sama Sakura udah putus, bukan berarti gue bakal diem aja kalau dia jatuh ke orang kaya lo.”
Sedangkan Sasuke tetaplah Sasuke yang nggak akan peduli dengan bagaimana cara orang lain melarangnya melakukan sesuatu, termasuk Naruto. “Lo nggak berhak bilang gitu.”
“Gue cuma nggak mau kalau pada akhirnya lo nyakitin Sakura, padahal yang mau lo hancurin itu gue kan?”
“Sampai kapanpun, lo nggak akan pernah termaafkan. Begitu juga dengan gue. Tapi gue nggak nyangka lo mikir serendah itu tentang gue.”
“Because that’s what you always do, selalu nggak pernah mau lihat gue seneng dengan ambil semuanya dari gue.”
“Gue nggak merebut apapun, karena gue nggak bisa kontrol hati milik seseorang mau jatuh ke siapa. Bukan salah gue kalau dulu dia—“
“Diem, Sasuke. Lo nggak berhak bicara apapun soal dia.”
Kalimat Naruto ditekankan seolah-olah ‘dia’ dari masa lalu yang keduanya sebut adalah sebuah forbidden topic dan tabu untuk mereka bicarakan.
Perbincangan Naruto dan Sasuke resmi selesai waktu keduanya mendengar lenguhan Sakura. Ketika kedua cowok itu mengalihkan perhatiannya ke Sakura, cewek itu terbangun dari tidur singkatnya sambil terkejut melihat Naruto yang ada di sana apalagi kesadarannya belum sepenuhnya tekumpul.
“Naruto…”
“Sakura, kita pulang sekarang.”
“Hngg… okay.”
Sakura tentu saja bisa merasakan ketegangan yang menyelimuti armosfer ruangan, jelas datang dari Naruto dan Sasuke. Tapi cewek itu nggak mau ambil pusing, dia langsung berdiri dan mengikuti Naruto setelah mengecek suhu tubuh Sasuke yang sudah rendah, kemudian pulang.