The Archeologist.
“Penelitian selanjutnya will take place on Paradis Island ya, Armin. Artefak sejarah di sana belum pernah kita jamah padahal strategis sekali.”
Armin Arlert masih memfokuskan dirinya pada berkas-berkas penelitian dihadapannya ketika Professor memberikan informasi tersebut. Armin adalah seorang arkeolog muda yang bekerja di institusi arkeologi Marley. Fokusnya kini agak terdistraksi ketika mendengar dimana penelitian selanjutnya akan dia lakukn, Kepulauan Paradis.
“Kapan kita akan berangkat, Prof?” tanya Armin, mengalihkan atensinya dari berkas-berkas ke arah Sang Professor.
“Sembilan November, tapi kamu berangkat sendiri. Worry not, team kita sudah ada yang tiba di Paradis earlier than you.” jelas Professornya.
Kalau Armin ingat, pertama kali dia berkunjung ke Paradis adalah enam tahun silam. Saat itu dia belum menjadi seorang arkeolog, namun dirinya sadar betapa strategisnya pulau tersebut sebagai tempat penelitian arkeologi. Dari segi komponen artefak, arsitektur, dan lanskap budaya… semuanya sempurna. Armin menjadi begitu excited untuk mengunjungi pulau tersebut minggu depan.
“Noted that Prof, saya siap-siapin materi dan keperluan lain nya untuk penelitian minggu depan,” meskipun waktu yang diberikan agak singkat, Armin menyetujui perintah Professornya dengan mantap.
“Good then! Semua pengeluaran biaya akan diakomodasi sama institusi kok, you don’t need to worry about spending a single cost.”
“Hahaha, thank you Prof!”