The Plan.

Erwin masih menunggu kedatangan Zeke sambil menyesap kopinya di ruangan meeting tempat mereka bertiga seharusnya berkumpul. Tidak biasanya Magath akan minta berbicara dengannya dan Zeke. Sampai sekarang, dia masih belum bisa menemukan ide apapun tentang apa yang akan mereka bertiga bicarakan membuat Erwin termenung sejenak.

Erwin terkesiap dari lamunannya ketika pintu ruangan terbuka, memunculkan Zeke dan Magath yang masuk bersama. Raut Zeke, teman sejawatnya selalu tengil seperti biasa. Namun kerutan di dahi Theo Magath tidak bisa lepas dari observasinya.

I need your help,” tukas Theo Magath begitu Zeke duduk di samping kiri Erwin.

Erwin mulai menajamkan konsentrasi dan pendengarannya, dia berani bertaruh kalau hal ini akan menjadi sesuatu yang penting, “Tumben pak, what kind of help?

As you both can see, Marley is in chaos right now. Masyarakat masih terus berdemonstrasi dan mengancam keluarga kerajaan…”

Ada jeda sejenak di tengah-tengah kalimat Magath, kemudian mencoba melihat reaksi dari kedua captain pilot yang ada di depannya. Sedangkan Erwin dan Zeke hanya manggut-manggut saja.

And then?

And then, The King wants us to show our loyalty to this country.

Loyalitas untuk negara? Bisa dikatakan mayoritas orang-orang penting di negara tersebut memihak keluarga kerajaan untuk memimpin negara mereka dengan mutlak. Namun apa yang bisa Erwin dan Zeke bantu untuk mereka?

Erwin angkat bicara dan melemparkan pertanyaan, “Memangnya apa yang bisa kami bantu? Tugas kami hanya menerbangkan pesawat dan mengantar penumpang ke tempat tujuan mereka.”

That’s the point, Erwin.

To the point aja Pak,” kali ini Zeke yang angkat bicara, dirinya sudah tidak sabar.

“Kerajaan butuh pengalihan isu and The King needs you two to scheme a plane crash. Jatuhkan pesawat yang akan kalian terbangkan minggu depan,” jelas Magath pada akhirnya.

Gila, benar-benar gila. Baik Erwin dan Zeke seketika tercengang di tempat duduknya. Yang barusan dikatakan Magath adalah permintaan tolong paling bodoh yang pernah kedua captain itu dengar.

“Nggak masuk akal! The King wants us to commit a mass murder?? And we’ll gonna end up killing ourselves, are you insane Sir. Magath?? Saya nggak mau melakukan hal bodoh ini,” emosi Zeke kini meluap setelah melayangkan protesnya. Namun, Erwin masih diam saja.

And if you refused, kalian berdua akan dimasukan ke daftar penghianat negara.” gertak Magath.

Suasana di ruangan tersebut seketika diselimuti keheningan yang membuat ketiganya tidak nyaman. Sampai Erein membuka suara, “Is there any possibility for us to survive the plane crash?

“Tentu ada, kalian hanya diminta menjatuhkan pesawat. Kalian berdua bisa escape kapan saja dari ledakan yang mungkin terjadi, maka dari itu kita harus merencanakan ini baik-baik secara detil.”

Jawaban Magath masih begitu tidak masuk akal untuk Zeke, saking tidak masuk akalnya, Zeke tidak mau terlibat secara suka rela dalam rencana tersebut. Beda dengan Erwin, dia terlihat sedang berfikir, menimbang-nimbang risiko yang akan terjadi dalam perencanaan kecelakaan pesawat tersebut. Ketika sudah menemukan jawaban yang dia dapat, Erwin segera membuka mulutnya kembali.

Sir Magath, I’ll give it a chance to the plan.

“LO GILA ERWIN???”

“Kapan kita bisa susun rencana ini? Penerbangan kami minggu depan.”

“ERWIN SMITH!”

Mendengar Erwin berbicara seperti itu, Zeke marah dan terkejut bukan main sampai dia memilih melesat keluar dari ruangan meeting tersebut. Pasalnya, dari sisi manapun Zeke tidak menemukan keuntungan apapun untuk Erwin maupun dirinya apabila mereka harus menjalankan rencana ini. Kecuali Erwin memang berniat untuk segera menjemput ajal, pikir Zeke.

“Bagus Erwin, sekarang tugas kamu adalah meyakinkan Zeke untuk bergabung dalam rencana ini.” kata Magath dengan sedikit lega sambil menepuk pundak Erwin.

“Baik, Pak Magath. I’ll convince Zeke to join the plan.

Setelah itu, Erwin bangkit dari duduknya. Berpamitan kepada Magath untuk keluar dari ruangan tersebut. Ketika dirinya sudah sampai diambang pintu, langkahnya dibuat berhenti setelah mendengar kembali suara Theo Magath.

Erwin… You and Zeke Yeager have to survive. Saya tunggu kepulangan kalian di sini setelah rencana kita berjalan dengan lancar.”

Tanpa memeberikan respon apapun, Erwin melangkahkan kakinya keluar dan seketika sosoknya menghilang dibalik pintu ruangan tersebut.