The Red Habanero
“NARUTOOOO!!! INI ADA TEMENNYA DATENG KOK MALAH MOLOR! BANGUN!”
“AHH ARGGHHHH BUNDA SAKIT BUN.”
Naruto langsung melek dan berteriak kala telinganya merasakan jeweran maut dari sang Bunda, Kushina. Tadi dia memang sempat ketiduran di sofa ketika menunggu Sasuke dan Sakura beli makanan, waktu terbangun, ternyata sepasang kekasih itu belum kembali juga. Yang dia temukan malah Kushina dan Hinata. Loh iya juga, sejak kapan Hinata ada di sana?
“Bunda ih! Baru dateng bukannya cipika-cipiki sama adek malah adek di jewer!” kata Naruto melayangkan protes sambil mengusap telinganya, “Hinata? Dari kapan ada di sini? Kenapa gue gak dibangunin??”
Hinata tersenyum saja meskipun cukup kaget dengan dinamika ibu dan anak yang ada di depannya ini, “Baru nyampe kok Naruto. Gak lama sebelum Bunda kamu dateng.”
“Oh iyaaa kamu siapa namanya, cantik??” tanya Kushina dengan mata yang berbinar, seketika langsung nyuekin anaknya sendiri.
“Hinata tante.” jawab cewek itu sopan sambil meraih tangan Kushina untuk salim.
“Pacarnya Naruto yaaa?!?!?!”
“Eh…”
“BUNDA IH! Setiap ngeliat temen cewek adek pasti disangka pacar. Dulu Sakura, Ino, sekarang Hinata. Besok mau siapa lagi Bun??” Naruto melayangkan protes sambil ngegas.
Kushina mendengus saja dan mengacak surai pirang putranya, “Ya biasa aja dong kalo emang bukan! Nggak usah ngegas, dasar jomblo ngenes dari lahir!”
“BUNDAAAAA.”
Sumpah, Hinata bingung dia harus apa di tengah-tengah hebohnya Naruto dan Tante Kushina saat ini. Di sisi lain, Hinata merasa terhibur karena nggak menyangka ternyata bunda nya Naruto ini 11 12 dengan anaknya meskipun aura keibuan perempuan itu sangat kental.
Kushina beralih lagi untuk nyerocos panjang lebar ke Hinata, “Hinata, anak ini pasti sering ngerepotin temen-temennya ya? Aduuuh tante kadang capek banget lho punya anak super pecicilan kaya dia. Untung aja dia punya temen ya, coba kalo nggak? Siapa yang bakal ngurusin dia pas lagi berulah kaya gini nih! Kok ya bisaaa sampe nginjek pecahan gelas, jadinya itu telapak kaki dijahit kan! Aduh pusing banget tante!”
Mendengar rentetan kalimat dari Bundanya yang dilontarkan dengan cepat seperti serang ngerapp, muka Naruto jadi semakin asem. Allah tutupi aibmu tapi ibumu adalah Kushina. Hadeh.
Hinata sendiri juga nggak tahu harus merespon seperti apa, namun cewek itu paham kalau Tante Kushina saat ini sedang khawatir, “Jangan khawatir tante. Di sini Naruto banyak temen yang bantuin dia kok hehe.”
“Tuh Bun! Dengerin.”
“Makasih ya, nak Hinata.” Kushina tersenyum lembut, “Aduh, kayaknya kalo Sasuke sama Sakura aja yang ngawasin anak ini kurang ya?? Tolong ya Hinata, kalo Naruto mulai aneh-aneh, langsung kasih tau tante aja!”
“Iya tante. Jangan khawatir hehe.”
Setelah itu Kushina menyuruh Naruto mandi, kemudian beliau juga yang mengganti perban anaknya. Nggak lama, Sasuke dan Sakura akhirnya datang juga. Sasuke bilang ke Tante Kushina kalau mereka masih ada jadwal ujian siang nanti. Sehingga Tante Kushina kembali nyemprot Naruto yang ogah-ogahan dan menyuruhnya untuk belajar ditemani Sakura dan Hinata.
Bisa dipastikan lah ya kalau suasana pagi menjelang siang di kontrakan itu jadi semakin rame berkat Tante Kushina.